kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks penjualan riil diproyeksikan turun, efek corona mulai terasa?


Minggu, 12 April 2020 / 12:01 WIB
Indeks penjualan riil diproyeksikan turun, efek corona mulai terasa?
ILUSTRASI. Pembeli membawa kantong plastik setelah berbelanja di salah satu gerai retail di Cibinong City Mall, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali merilis Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk periode Februari 2020. Hasilnya, survei BI menunjukkan IPR pada bulan Februari turun 0,8 % secara tahunan atau year on year (yoy).

Dalam siaran pers, Rabu (8/4), BI mengatakan penurunan ini disebabkan oleh kontraksi penjualan sub kelompok komoditas sandang yang terkontraksi 40,4% (yoy). Kontraksi juga ditunjukkan oleh kelompok barang budaya dan rekreasi yang turun16,8% (yoy).

BI memperkirakan, penjualan eceran bakal lanjut menurun lebih dalam pada Maret 2020, yang tercermin dari IPR Maret 2020 sebesar -5,4% (yoy). “Kontraksi penjualan terjadi pada seluruh komoditas yang disurvei, terutama pada subkelompok komoditas sandang sebesar -45,9% (yoy), lebih dalam dari -40,4% (yoy) pada Februari 2020,” tulis BI, Rabu (8/4).

Baca Juga: Jakarta Mulai Terapkan PSBB, Ini Saham-Saham yang Untung dan Buntung

BI mengatakan, merosotnya prakiraan indeks penjualan riil pada Maret 2020 khususnya pada subsektor komoditas sandang disebabkan oleh penurunan permintaan di tengah kurang lancarnya pasokan akibat mewabahnya virus corona (Covid-19).

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengamini turunnya IPR pada Februari 2020 dan Maret 2020 menandakan efek dari penyebaran virus corona sudah mulai terasa.

Terlebih, kontraksi yang terjadi pada IPR Maret 2020 disebabkan oleh subkelompok komoditas sandang. “Jika keadaan seperti ini, masyarakat sudah tidak berpikir untuk membeli pakaian (baju). Masyarakat lebih memikirkan sesuatu untuk menyambung hidup,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, Jumat (10/4).

Dus, IPR yang terkontraksi juga mengindikasikan penurunan kinerja emiten sektor ritel khususnya yang berkaitan dengan sandang, seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Baca Juga: Strategi Mitra Adiperkasa (MAPI) pertahankan kinerja di tengah wabah corona

Terlebih, LPPF bahkan telah menutup gerainya secara serentak terhitung mulai Senin (30/3) hingga Senin (13/4) atau lebih, tergantung situasi perkembangan penyebaran Covid-19. Robert tidak menampik, penutupan gerai ini berpotensi untuk menggerus kinerja emiten entitas Grup Lippo ini. “Untuk sektor retail dampaknya sangat parah karena kami perkirakan kondisi ini akan lanjut sampai Lebaran,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×