kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini bahaya minum susu berlebihan


Senin, 24 Oktober 2016 / 21:23 WIB
Ini bahaya minum susu berlebihan


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Sebagai salah satu sumber nutrisi dan energi yang baik, susu memang dapat melengkapi asupan gizi anak. Walau demikian, bukan berarti anak boleh dibiarkan mengonsumsi susu secara berlebihan, termasuk jika si kecil susah makan.

Pada anak usia balita, biasanya susu yang banyak dipasarkan adalah susu formula yang berasal dari susu segar dan ditambahkan dengan zat-zat lain. Walau kandungan susu formula tersebut mengacu pada ASI, tetapi tidak akan pernah sama dengan ASI.

Kandungan nutrisi utama dalam susu sapi antara lain lemak, kalsium, protein, dan vitamin D. Dalam Panduan Pola Makan yang dikeluarkan ahli gizi di Amerika Serikat tahun 2015, disebutkan anak-anak sebaiknya mengonsumsi dua sampai tiga gelas kecil susu atau produk susu per porsi, tergantung pada usianya.

Sementara itu dalam Pedoman Gizi Seimbang Indonesia, susu dimasukkan dalam kelompok protein bersama dengan sumber protein hewani lain, seperti daging unggas, telur, ikan, dan sebagainya, dengan jumlah yang dianjurkan 2-3 porsi perhari.

Dilansir dari NYtime.com, Angela Lemond, juru bicara Academy of Nutrition and Dietics, konsumsi susu 5-6 gelas sehari untuk anak berusia 5 tahun termasuk berlebihan. Masalah yang timbul dari kelebihan konsumsi susu ini adalah ketidakseimbangan nutrisi.

Jonathon Maguire, dokter anak dan peneliti di rumah sakit St.Michael's Toronto, Kanada, dalam risetnya menemukan, anak berusia 2-5 tahun yang minum banyak susu memang kadar vitamin D-nya meningkat, tapi cadangan zat besinya menurun.

Kurangnya kadar zat besi bisa memicu anemia dan gangguan pada perkembangan otak. "Ketika anak hanya minum sekitar dua gelas susu sehari, mereka mendapat asupan vitamin D yang cukup tanpa zat besinya berkurang," kata Maguire.

Dia menjelaskan, kalsium dalam susu diduga menghambat penyerapan zat besi yang berasal dari makanan lain. Susu sapi biasanya memiliki kadar zat besi yang rendah, karena itu sering harus ditambahkan kadarnya dalam susu formula.

"Anak-anak yang sudah kebanyakan minum susu hanya memiliki kapasitas lebih kecil untuk makanan lain, akibatnya anak tidak bisa mengonsumsi makanan yang mengandung berbagai zat gizi lainnya," katanya.

Itu sebabnya konsumsi susu sesuai yang direkomendasikan. Biasakan anak untuk mengonsumsi makanan dan minuman apa pun dalam jumlah secukupnya, dan makan bervariasi makanan agar kebutuhan nutrisinya tercukupi.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×