kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor asal Rusia akan menjadi mitra Premier Oil untuk menggarap Lapangan Tuna


Jumat, 23 Oktober 2020 / 07:15 WIB
Investor asal Rusia akan menjadi mitra Premier Oil untuk menggarap Lapangan Tuna


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepastian mitra Premier Oil untuk menggarap Lapangan Tuna kini terjawab sudah, perusahaan migas Rusia, Zarubezhneft melalui anak usahanya ZN Asia LTd resmi memegang 50% hak partisipasi di Blok Tuna.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan Zarubezhneft merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Rusia. Menurutnya, kehadiran mitra global ini juga sebagai pertanda iklim investasi Indonesia masih menarik.

“Meskipun secara global terjadi penurunan investasi rata-rata sekitar 30 persen karena wabah Covid-19 yang menyebabkan turunnya konsumsi migas. Kita patut bersyukur, investasi di Indonesia relatif lebih baik dengan penurunan investasi di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 18%," ungkap Dwi dalam keterangan resmi, Kamis (22/10).

Dwi melanjutkan, keberhasilan Premier Oil juga bakal memperkecil resiko investasi dan meningkatkan tingkat keberhasilan pengelolaan blok Lapangan Tuna. Di sisi lain, Dwi memastikan saat ini Blok Tuna dalam tahapan perampungan eksplorasi untuk kemudian diajukan rencana pengembangannya (Plan of Development/PoD).

“Selain aspek ekonomi, lapangan Blok Tuna memiliki peran yang strategis secara geopolitik, karena letaknya berbatasan dengan Vietnam dan berada dekat dengan laut China Selatan yang saat ini menjadi fokus geopolitik berbagai negara. Beroperasinya blok Tuna akan semakin memperkuat kedaulatan Indonesia di wilayah tersebut,” ungkap Dwi.

Baca Juga: Pertamina berniat melepas hak partisipasi sejumlah blok migas berskala kecil

Dwi menambahkan, demi meningkatkan nilai keekonomian pengembangan blok Tuna, karena fasilitas produksi terdekat yang berada di perairan Indonesia adalah di wilayah kerja Natuna Sea Block A yang berjarak + 385 km, sehingga pengembangan Lapangan Tuna bisa menjadi tidak ekonomis jika memakai fasilitas tersebut serta blok Tuna lebih dekat dengan fasilitas yang ada milik Vietnam. 

Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Vietnam telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) yang pada intinya gas dari blok Tuna akan dikerjasamakan dengan mitra dari Vietnam antara Premier Oil dan Vietnam Oil and Gas Group 

Sekedar informasi, Blok Tuna adalah wilayah Kerja migas di lepas pantai Indonesia yang terletak di Laut Natuna di sebelah perbatasan Vietnam dengan kedalaman air sekitar 110 meter. Kontrak Bagi Hasil (KBH) Tuna ditandatangani dan berlaku sejak 21 Maret 2007. Premier Oil sebagai operator saat ini memegang 100% partisipasi interes di wilayah kerja tersebut. 

KBH Tuna telah melakukan kegiatan akuisisi seismik 2D dan 3D, pengeboran empat (4) sumur eksplorasi; Gajah Laut Utara-1 dan Belut Laut-1 pada tahun 2011 dan Kuda Laut-1 dan Singa Laut-1 pada tahun 2014. 

Sehingga semua komitmen eksplorasi telah terpenuhi. Penemuan hidrokarbon di sumur Kuda Laut-1 dan Singa Laut-1 yang secara struktur berada bersebelahan, kemudian diberi nama lapangan Tuna, dengan sumber daya sebesar 104 mmboe (2P) didominasi gas yang tinggi kandungan kondensat dengan kandungan CO2 kurang dari 2%. 

Selanjutnya: Pertamina cari mitra garap sejumlah blok migas, ini saran SKK Migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×