Jogja Heritage Walk diisi ratusan wisatawan

Senin, 20 November 2017 | 15:42 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Jogja Heritage Walk diisi ratusan wisatawan


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Ajang tahunan Jogja International Heritage Walk (JIHW) ke-9 resmi berlangsung di Yogyakarta. Inilah acara yang menggabungkan antara olahraga jalan kaki sambil menikmati suguhan ragam budaya yang ada di Yogyakarta.

Lebih dari 7.500 peserta, termasuk di antaranya 285 wisatawan mancanegara mengikuti ajang yang berlangsung mulai 18 November 2017.

Di ajang berskala internasional ini para peserta diajak berjalan kaki sambil menikmati budaya Yogyakarta. Diantaranya Candi Kedulan, Candi Sari, Candi Sambisari, juga Candi Prambanan. Selain itu juga alam pedesaan dengan keramahan masyarakat serta objek wisatanya. Seperti Jembatan Silik di Dusun Karangtengah, Kedungmiri, Sriharjo dan Jembatan Oya.

JIHW juga merangkul Omah Perenting untuk kegiatan sub event di lapangan Brahma yaitu Family Fun Walk, lomba mewarnai dan Lomba Melukis Payung. Serta diselingi edutrip yang dipandu oleh Medang Heritage Society serta Hompimpa Kampung Dolanan Anak.

Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya di acara pembukaan ‘Jogja Heritage Walk’, Sabtu 18 November 2017 di Lapangan Brahma, Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, mengatakan, event ini tidak hanya untuk mempromosikan gaya hidup sehat tapi juga untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi antar masyarakat dari berbagai latar agama, kebangsaan, bahasa dan budaya.

"Harapan kami, ini bisa menjadi salah satu event pariwisata dan bisa mendatangkan banyak turis untuk menambah devisa negara," kata Sri Sultan, dalam rilis resminya, Senin (20/11).

Wisatawan mancanegara yang mengikuti ajang ini datang dari berbagai negara. Di antaranya Belanda, Belgia, Jerman, Prancis, Austria, Australia, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Cina, Taiwan, Amerika Serikat dan Kanada. Dalam kesempatan ini, warga desa yang dilewati diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mempromosikan potensi yang dimilikinya.

"Termasuk potensi ekonomi warga setempat. Mulai dari kerajinan tangan serta olahan pangan tradisional yang ada di desa tersebut. Di samping kesenian tradisional dan keramah-tamahan warga setempat," tambahnya.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, event ini sangat menarik untuk menarik minat wisatawan, khususnya mancanegara. Hal ini tidak lepas dari keunikan yang dimiliki Yogyakarta dengan segudang ragam budaya dan keindahan alam.

Sehingga ketika dikolaborasikan dengan event jalan kaki kelas dunia, menjadi satu atraksi yang kuat. Terlebih Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota International Marching League (IML) atau Liga Jalan Kaki Dunia.

"Peminatnya besar, datang dari banyak negara. Sehingga bisa menjadi gaya hidup sehat tapi juga sekaligus mempromosikan pariwisata ataupun olahraga rekreasi. Kita pun akan semakin terbantu karena acara ini masuk dalam website IML internasional," ujar Esthy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru