kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kadin lebih suka jika pemerintah hapus BBM subsidi


Selasa, 18 November 2014 / 13:52 WIB
Kadin lebih suka jika pemerintah hapus BBM subsidi
ILUSTRASI. Waspadai Gangguan Jiwa Moms, Ini 3 Tanda Anda Mulai Delusional


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Suryo Bambang Sulistyo menyambut baik keputusan pemerintah yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Bahkan menurutnya, pemerintah bisa menaikkan harga BBM bersubsidi lebih besar.

Menurut Suryo, harga BBM bisa disesuaikan harga pasar. Dengan harga yang sesuai pasar, maka perbedaan atau disparitas harga BBM tidak terjadi. Dengan begitu maka penyelundupan BBM tidak lagi terjadi. Penyelundupan BBM terjadi terjadi karena harga jual BBM di dalam negeri lebih murah dibandingkan harga jual di luar negeri.

Penghapusan subsidi BBM, menurutnya, juga tidak perlu dilakukan bertahap, tetapi lebih baik jika langsung dihapuskan. Dengan begitu masyarakat tidak akan merasa sakit dua kali akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. "Kadin mengusulkan subsidinya dihapuskan saja, jangan dinaikan," ujar Suryo, Selasa (18/11) di Istana Negara, Jakarta.

Suryo mengaku pengusaha sudah siap dengan keputusan pemerintah yang mengurangi subsidi BBM, meskipun akan menimbulkan gejolak di kalangan buruh. Selain itu, kenaikan harga BBM akan memengaruhi harga produksi, namun hal itu akan disesuaikan oleh masing-masing pengusaha.

Yang penting pemerintah harus transparan kemana dana hasil penghematan subsidi BBM akan dialihkan. Terutama, jika hasil penghematan itu benar-benar dialihkan untuk keperluan belanja negara yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur. Termasuk benar-benar memastikan adanya membangun industri supaya bisa menyerap lapangan tenaga kerja lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×