kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan siapkan tiga tingkatan sanksi bagi feedloter yang bandel


Senin, 10 Desember 2018 / 18:10 WIB
Kemtan siapkan tiga tingkatan sanksi bagi feedloter yang bandel
ILUSTRASI. PAKAN TERNAK SAPI


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) pada awal tahun 2019 akan segera melakukan evaluasi penerapan kebijakan skema impor sapi 5:1. Skema 5:1 adalah kondisi di mana setiap mengimpor lima ekor sapi bakalan, importir harus mendatangkan satu sapi indukan.

“Evaluasinya belum, nanti itu Januari tahun depan. Tapi saat ini, tetap sambil berjalan evaluasinya, kalau batas waktunya skema ini berakhir di Desember dan sejauh ini kebijakan masih tetap,” kata Fadjar Sumping Tjatur Rasa Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian kepada Kontan.co.id, Senin (10/12).

Tidak tanggung, Kemtan telah menyipakan tiga tingkatan sanksi berdasarkan kepatuhan feedloter terhadap skema 5:1 ini. Sanksi ini adalah membatasi rekomendasi impor, bergantung pada tingkat kepatuhan feedloternya. Namun ia menjelaskan bahwa Kemtan tidak mencabut ijin impor, hanya saja membatasi rekomendasi impor.

“Soal sanksi disesuaikan dengan kepatuhan mereka sendiri, dinilai dari tingkat kepatuhan, ada yang patuh banget, kurang patuh dan tidak patuh. Apakah diberikan rekomendasi 100% seperti yang mereka (feedloter) minta, atau setengahnya, atau seperempatnya atau sama sekali tidak, tergantung kepatuhannya,” jelasnya.

Fadjar menyatakan bahwa sejauh ini belum ada rencana melakukan revisi kebijakan skema 5:1 ini. Hal ini karena skema ini masih dievaluasi dan dilihat perusahaan mana saja yang bisa menjalankan komitmen dengan skema ini.

“Dilihat nanti perusahaan yang mengimpor paling banyak siapa, ada yang mengimpor tapi sedikit, ada juga yang sama sekali tidak, nanti dilihat alasannya apa. Untuk kepatuhan ini akan menjadi bahan pertimbangan,” tambahnya.

Sebelumnya feedloter mengaku kesulitan dalam melakukan kebijakan 5:1 ini lantaran ekterbatasan lahan. Namun demikian, Kemtan menilai hal tersebut bukanlah alasan, karena feedloter bisa menjalin kerja sama dengan peternak-peternak kecil.

“Kalau lahan kan bisa di share dengan peternak lainnya, konsepnya sprit itu, jadi konsepnya bukan di taruh di kandang sendiri saja, tapi di share juga dengan peternak lainnya, jadi ada kemitraan untuk membantu peternak kecil,” jelasnya.

Kemtan sebelumnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mensosialisasikan skema 5:1 namun setelah melakukan pembicaraan dengan berbagai asosiasi feedloter, sejauh ini tidak ditemukan jalan tengah atas skema ini.

“Sebetulnya kita sudah koordinasi terus dengan Gapuspindo, gimana agar sapi indukan yang diimpor itu bisa di share. Tapi kan mereka mungkin punya pertimbangan-pertimbangan lain dari sisi keuangan atau budgeting, itu yang mereka sedang dipertimbangkan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×