kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Khawatir perang dagang kembali memanas, harga minyak dunia merosot


Jumat, 08 Februari 2019 / 19:08 WIB
Khawatir perang dagang kembali memanas, harga minyak dunia merosot


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia mentah dunia turun di akhir pekan ini. Belum jelasnya hasil perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China membenani harga minyak. Perundingan dagang yang belum menampakkan positif itu dikhawatirkan akan membuat perang dagang kembali memanas.

Mengutip Bloomberg, harga minyak jenis lightsweet West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2019 di New York Marchentille, Jumat (8/2) pukul 18:00 WIB, turun 0,17% ke level US$ 52,55 per barel.

Selama sepekan ini harga minyak bergerak fluktuatif. Pada Senin (4/2), harga minyak terpantau stabil sebesar US$ 54,56 per barel, lalu merosot keesokan harinya menjadi US$ 53,66 per barel. Hari berikutnya, harga minyak kembali naik ke posisi US$ 54,01 per barel, lalu terus menurun hingga akhir pekan ini.

Analis Monex Investindo Future Faisyal menyatakan, pelemahan harga minyak akibat naiknya cadangan minyak AS yang menurut catatan Energy Information Administration (EIA) meningkat sebanyak 1,3 juta barel. “Bahkan produksi mingguan minyak AS sudah mencapai hampir 12 juta barel per hari,” tutur Faisyal pada Kontan.co.id, Jumat (8/2).

Faktor lain, pasar saat ini mulai kembali khawatir soal isu perlambatan ekonomi global yang ditandai dengan melemahnya ekonomi Jerman dan Eropa. Pada Kamis (7/2), Komisi Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di zona euro menjadi sebesar 1,3% di tahun ini, dari sebesar 1,9% di tahun 2018.

Pelambatan ekonomi tersebut merupakan imbas perang dagang antara AS dan China. Dalam wawancara dengan media AS, Presiden Donald Trump menyatakan tidak akan bertemu dengan Perdana Menteri Xin Jin Ping di awal Maret mendatang, sebelum ada kesepakatan.

“Penasehat Gedung Putih AS, bahkan juga menyampaikan bahwa kesepakatan yang dicapai AS dan China masih jauh,” tambah Faisyal.

Kekhawatiran akan memanasnya kembali perang dagang, turut memberi kekhawatiran terhambatnya pasokan minyak. “Dari sana, geliat penguatan dollar AS terjadi pula,” ujar Faisyal.

Faisyal melihat, pergerakan harga minyak akan tergantung pada sinyal positif dari perundingan dagang AS dan China. “Harus melihat bagaimana fundamental pasar selanjutnya,” tambahnya.

Secara teknikal, harga minyak berada di bawah Moving Average (MA) 50, 100, dan 200. MACD berada di area positif 0,645. Lalu RSI berada di posisi 48,01 dan stochastic berada di level 20,11.

Faisyal memproyeksikan, harga minyak pada Senin pekan depan berada di level US$ 50,25 per barel – US$ 54,00 per barel. Sementara untuk sepekan ke depan, berada di kisaran US$ 49,80 per barel – US$ 56,30 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×