kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten otomotif terdorong penjualan MPV


Rabu, 01 Agustus 2018 / 17:10 WIB
Kinerja emiten otomotif terdorong penjualan MPV
ILUSTRASI. Penjualan otomotif grup Astra International


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat dan angka penjualan mobil sedan sedang kalah dari mobil multi purpose vehicle (MPV). Dari data penjualan pabrikan ke diler (wholesales) Gaikindo, penjualan sedan pada periode Januari hingga Juni 2018 hanya sebanyak 3.936 unit atau turun 27% dari periode sama tahun lalu sebanyak 5.370 unit.

Sementara itu, untuk mobil MPV dalam periode enam bulan pertama tahun ini naik 24% menjadi 304.962 unit dari 296.733 unit pada periode yang sama di tahun lalu.

Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan penjualan di segmen mobil penggerak tipe 4x2 yang naik 3% pada Juni tahun ini menjadi 302,817 unit dari 294.962 unit pada periode yang sama di tahun lalu.

Untuk segment mobil penggerak tipe 4x4 juga naik 21% menjadi 2.144 unit pada Juni 2018 dari 1.771 unit pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun total keseluruhan kendaraan yang terjual pada enam bulan pertama tahun ini sebesar 553.779 unit atau naik 3,8% dari 533.506 pada periode yang sama di tahun lalu.

Penurunan penjualan sedan ini disinyalir tidak akan mempengaruhi kinerja emiten-emiten otomotif seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses Makmur Tbk (IMAS).

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, penurunan angka penjualan sedan disebabkan oleh faktor penerapan pajak yang mahal bagi mobil sedan. Namun ia bilang hal ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja ASII maupun IMAS karena fundamental keuangannya masih cukup bagus.

"Sebenarnya penjualan mobil sedan di negara-negara maju justru lebih baik karena spesifikasi mesinnya sudah cukup optimal. Sedangkan kalau masuk ke Indonesia justru dikenai pajak yang tinggi, spesifikasinya dikurangi dan harganya lebih mahal. Ini yang menyebabkan penjualan mobil sedan di tanah air mengalami penurunan," jelasnya, Rabu (1/8).

Maka, Nafan mengharapkan agar pemerintah tergerak untuk menurunkan pajak bagi mobil sedan sehingga bisa membangkitkan stimulus masyarakat untuk membeli mobil tipe tersebut.

"Selain itu, salah satu strategi yang bisa diterapkan oleh ASII maupun IMAS adalah dengan memproduksi mobil sedan di dalam negeri sehingga bisa memangkas kenaikan biaya pajak kendaraan," lanjutnya.

Ia juga tak menampik bahwa saat ini penjualan mobil MPV cukup laris di tanah air. "Hal ini disebabkan karena mindset masyarakat Indonesia lebih suka mobil keluarga seperti MPV yang bisa muat banyak orang," imbuhnya.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk membeli saham ASII. "Untuk ASII bisa MAINTAIN BUY dengan target harga jangka panjang di level Rp 8.500 per saham," tandasnya.

Sedangkan untuk IMAS, Nafan merekomendasikan untuk boleh melakukan trading karena harga sahamnya sudah terkonsolidasi. "Dan karena saat ini, IMAS sudah berhasil menyentuh level Rp 3.070. Maka, target harga IMAS di jangka pendek di level Rp 3.350 per saham," terangnya.

Head of Investor Relations Division PT Astra International (ASII) Tira Ardianti juga mengakui bahwa untuk saat ini angka penjualan mobil MPV di tanah air berada di atas mobil sedan. Tira bilang untuk wilayah Indonesia memang MPV lebih besar dan lebih diminati karena karakteristik orang indonesia yang suka akan kebersamaan.

"Jadi kalau traveling via darat senang bersama-sama, dan biasanya keluarga besar. Lihat saja kalau lebaran kan? Tradisi mudik, ramai-ramai, banyak bawa barang juga, sehingga MPV more comfortable buat kebanyakan masyarakat Indonesia," terangnya saat dihubungi Kontan.co.id hari ini.

Tiara juga bilang harga sedan yang lebih mahal, membuat masyarakat lebih memilih MPV karena lebih terjangkau harganya. Selain itu, kondisi jalan di indonesia juga kurang mendukung untuk kendaraan low ground clearance seperti sedan.

"Memang ada sedan-sedan tertentu yang harganya juga more affordable, tapi jika dibandingkan dengan engine size yang sama di kelas MPV biasanya sedan tetap lebih mahal," lanjutnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa untuk market global, mobil sedan memiliki market yang dominan, sedangkan kalau di Indonesia MPV yang lebih dominan.

Namun Tira optimis dengan potensi pertumbuhan sedan di masa mendatang. "Potensi sedan untuk bertumbuh tetap ada, tapi tidak dalam waktu dekat. Jika kelak income level meningkat, infrastruktur sudah bisa lebih mendukung dan ada perubahan customer behaviour maupun preferensi terhadap suatu produk, maka bisa saja penjualan sedan akan meningkat ke depan. Dunia marketing itu dinamis," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×