kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal I 2019 tumbuh 12%, Prodia (PRDA) fokus ke pengembangan teknologi pemeriksaan


Kamis, 02 Mei 2019 / 19:01 WIB
Kuartal I 2019 tumbuh 12%, Prodia (PRDA) fokus ke pengembangan teknologi pemeriksaan


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menargetkan dapat mencapai target laba bersih dan EBITDA di atas belasan persen tahun ini.

Ditemui dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RPUST), Dewi Muliaty selaku Direktur Utama Prodia berkata, pada kuartal I 2019, pihaknya berhasil mencapai pertumbuhan revenue sebesar 12% di angka Rp 399,474 miliar dari nilai Rp 356,437 miliar (q-o-q).

"Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target adalah fokus pada pengembangan teknologi pemeriksaan kesehatan," tutur Dewi Muliaty selaku Direktur Utama Prodia dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RPUST) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI),  Kamis (2/5).

Teknologi yang dikembangkan PRDA adalah tes pemeriksaan khusus menggunakan teknologi Next Generation untuk mengidentifikasi risiko penyakit bernama pemeriksaan esoterik.

Sebagai pelopor teknologi esoterik, PRDA tidak hanya ingin menjaring calon pelanggan yang sakit tetapi juga mereka yang sehat.

Selain itu, sebagai strategi menambah jumlah kunjungan, PRDA juga ingin memaksimalkan medium E-Prodia sebagai investasi di sektor Teknologi Informatika (TI) yang mudah diakses pelanggan muda.

"Saat ini start-up di bidang health care belum terlalu banyak dan kami ingin terus mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan memaksimalkan penggunaan platform E-Prodia. Hal ini dilakukan agar dapat mendatangkan pelanggan baru sebesar 30%. Hal ini juga akan menambah efisiensi pengguna customer untuk mendapatkan pelayanan kesehatan" tambah Dewi.

Di sisi lain, strategi untuk meningkatkan pendapatan adalah menyediakan paket pemeriksaan kesehatan, pencegahan, dan genomic atau untuk mengetahui risiko penyakit.

Lebih lanjut, dana capital expenditure (capex) PRDA di tahun ini, didapatkan dari laba yang ditahan 2018, adalah sebesar Rp 350 miliar.

Ke depannya, penggunaan capex akan dihabiskan sebesar 67% untuk penambahan cabang klinik, 19% untuk keperluan pengembangan teknologi informasi dan laboratorium, sisanya 14% akan digunakan sebagai walking capital.

Dewi berkata pada 2019, pihaknya menargetkan membangun 5-7 cabang klinik baru. Menutup kuartal I 2019 dan memasuki kuartal II pihaknya sudah berhasil membangun 4 klinik di cabang Kemang, Jakarta, Tangerang, Depok, dan Jatiwaringin.

"Khusus klinik yang dibangun di Jatiwaringin, kami baru akan meresmikannya pada Mei ini. Jadi total klinik yang sudah kami bangun sejak 2018 dan Mei ini, berjumlah 147 klinik dan tersebar di 34 provinsi," jelasnya.

Ke depannya, PRDA merancang rencana lima tahun di bidang customer centric dengan basis teknologi informasi dan kecerdasan artifisial.

"Saat ini belum ada undang-undang yang memayungi. Namun kami sudah menyiapkan blue print-nya mulai dari sekarang, agar saat peraturan diluncurkan kami tidak kaget dan memakan waktu menyiapkan rancangan bisnisnya. Kami belum bisa memaparkan lebih banyak namun ini adalah bentuk nilai 'agility to create value' yang kami tekuni," pungkas Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×