kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju saham emiten sektor perikanan masih tertahan


Senin, 23 Juli 2018 / 09:05 WIB
Laju saham emiten sektor perikanan masih tertahan
ILUSTRASI. Dua Putra Utama Makmur DPUM


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dukungan pemerintah terhadap sektor maritim tak membuat saham emiten perikanan jadi primadona. Pergerakan harga saham emiten perikanan ibarat jauh panggang dari api.

Harga saham PT Dharma Samudera Fishing Tbk (DSFI)  tak bergerak banyak sepanjang tahun ini. Dalam tiga bulan terakhir, saham DSFI tergerus 15,20% dan mencapai titik terendah Rp 92 pada awal Juli lalu. Pada Jumat (20/7), harga DSFI bertengger di level Rp 106 per saham.

Begitu juga dengan PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) yang harga sahamnya justru tergerus 2,88% sepanjang tahun 2018.

Bahkan, dalam tiga bulan terakhir harga sahamnya melorot 13,46%. Pada perdagangan Jumat (20/7) harga saham DPUM juga turun 0,74% ke level Rp 270.

Terlebih, saham PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO). Harga saham emiten ini  sudah lama mentok di Rp 50.

Awal tahun ini, kinerja emiten perikanan loyo. Laba DSFI pada kuartal pertama turun 11,98% menjadi Rp 2,7 miliar dari periode sama tahun lalu, Rp 3 miliar. Padahal, di saat yang sama, pendapatannya justru naik 9,03% menjadi Rp 171,22 miliar dari sebelumnya Rp 157,04 miliar.

Setali tiga uang, DPUM juga mencatatkan penurunan laba 57,1% pada kuartal I-2018 menjadi Rp 21,1 miliar dari Rp 49,2 miliar tahun lalu.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji bilang, industri sektor perikanan sebenarnya cukup kondusif. "Iklim industri ikan kondusif, pemerintah mendukung ekonomi berbasis kemaritiman," ujarnya.

Selain itu, penguatan dollar Amerika Serikat (AS), menurut Nafan, jadi sentimen positif. Soalnya, emiten-emiten ini punya porsi penjualan ekspor yang cukup besar. Tahun lalu, DSFI punya nilai ekspor mencapai Rp 621,29 miliar.

DPUM juga mengalokasikan anggaran Rp 219 miliar untuk pengadaan lahan untuk perluasan pabrik dan pengadaan mesin. Langkah ini untuk memperbesar porsi pasar ekspor dari 25% menjadi 40%.

Meski ada secercah prospek, Nafan tidak merekomendasikan investor masuk ke sektor ini dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, dia menaksir DPUM bergerak di rentang Rp 248–Rp 288. Sementara, DFSI harus menembus level Rp 157 jika ingin menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×