kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lippo Karawaci (LPKR) sesalkan pemangkasan rating oleh Fitch


Senin, 05 November 2018 / 12:20 WIB
Lippo Karawaci (LPKR) sesalkan pemangkasan rating oleh Fitch
ILUSTRASI. Pembangunan Apartemen Meikarta


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyesalkan keputusan lembaga pemeringkat Fitch Ratings yang memangkas peringkat emiten properti tersebut dari B menjadi CCC+ dan peringkat nasional dari BBB+ menjadi B- pada pekan lalu. Menurut emiten itu, keputusan Fitch tidak berdasar.

Dalam keterbukaan informasi, Corporate Communications LPKR Danang Kemayan Jati menjelaskan, penetapan peringkat tersebut tidak berdasarkan kondisi likuiditas, neraca, kualitas kredit atau model bisnis perusahaan.

"Walaupun kami mengetahui adanya kekhawatiran Fitch terhadap likuiditas per Mei 2018, namun LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi aset dan menyelesaikan penjualan First Reit senilai Rp 2,2 triliun," kata Danang dalam laporannya, Senin (5/11).

Jika digabungkan dengan penjualan Lippo Mall Puri ke Lippo Mall REIT dan penjualan sisa unit kami di First Reit, serta saham investasi di Rumah Sakit di Myanmar, maka total dana tunai yang dapat dihimpun lebih dari Rp 6 triliun.

"Proyek-proyek divestasi aset ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir, dan meskipun risiko dalam pelaksanaannya tetap ada, kami berkeyakinan karena tingginya kualitas asset-aset kami akan memberikan tingkat kepastian penyelesaian yang tinggi di tengah-tengah volatilitas pasar pada saat ini," jelasnya.

Dengan begitu, LPKR diklaim berada dalam posisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dari sisi neraca, emiten itu memastikan masih cukup kuat, dengan profil jatuh tempo utang yang panjang.

Hingga Juni 2022 terdapat utang obligasi senilai US$ 75 juta yang akan jatuh tempo, diikuti dengan obligasi US$ 410 juta pada 2022, dan sisanya obligasi US$ 425 juta pada 2026.

Seluruh utang sekitar Rp 14 triliun dibandingkan dengan nilai aset Perseroan itu sebesar Rp 53 triliun, yang memiliki potensi 20%-30% lebih tinggi jika dinilai kembali dengan mencerminkan harga pasar pada saat ini.

Sementara itu, dilihat dari sisi model bisnis, emiten mengklaim, bahwa pihaknya akan menjadi pengembang properti yang paling dinamis. Ini ditunjukkan dari perusahaan besar, dengan pangsa pasar terdepan yang dikuasai emiten itu di beberapa sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×