kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medco Energi Internasional (MEDC) tak terpengaruh harga minyak


Kamis, 20 Desember 2018 / 06:31 WIB
Medco Energi Internasional (MEDC) tak terpengaruh harga minyak
ILUSTRASI. Pembangkit listrik PT Medco Power Indonesia


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk di tahun ini cukup ciamik. Namun, tren pelemahan harga minyak mentah diprediksi bakal mengganggu kinerja perusahaan yang memiliki kode saham MEDC ini.

Analis OCBC Sekuritas Indonesia Inav Haria Chandra mengatakan, jika harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali ke bawah US$ 50 per barel, kinerja MEDC akan terganggu. "Tetapi dampaknya tidak separah yang dipikirkan pelaku pasar," papar dia.

Maklum, pendapatan MEDC lebih banyak disokong oleh bisnis gas. Porsinya mencapai 60%. Asal tahu saja, penjualan minyak dan gas bumi MEDC pada kuartal III-2018 mencapai US$ 757,37 juta. Artinya, penjualan dari gas sekitar US$ 454,42 juta.

Kalaupun pelemahan harga minyak mentah berlanjut hingga akhir tahun, pendapatan MEDC tidak akan terkikis signifikan. Apalagi, setengah produksi gas MEDC telah dikontrak oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Analis Samuel Sekuritas Arandi Ariantara menambahkan, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 2019 masih 5,2%, penurunan harga minyak di akhir tahun ini dapat digantikan oleh kenaikan permintaan gas serta pemenuhan pembangkit listrik.

Kondisi tersebut membuat Arandi optimistis kinerja MEDC sampai tahun depan masih positif. Apalagi, hingga akhir September 2018, pendapatan perusahaan ini melonjak 55% jadi US$ 927,50 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan MEDC mencapai US$ 597,53 juta.

Namun, MEDC juga harus mulai menekan rugi bersih. Arandi mencatat, ada beberapa proyek yang kinerjanya bisa ditingkatkan. Salah satunya, cost recovery blok A Aceh mampu menyumbang pendapatan ke perusahaan. Jadi, produksi MEDC di tahun depan dapat tumbuh 3% (yoy) menjadi 90.000 barel.

Arandi masih merekomendasikan beli MEDC dengan target harga Rp 1.300 per saham. Serupa, Inav dan analis DBS Vickers William Simadiputra sama-sama menyarankan beli dengan target harga masing-masing Rp 1.600–Rp 1.100 per saham. Kemarin, harga saham MEDC ditutup turun 0,74% ke Rp 670 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×