kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menghukum Facebook


Rabu, 11 April 2018 / 15:01 WIB
Menghukum Facebook


| Editor: Tri Adi

Tiba-tiba banyak orang fobi terhadap Facebook. Bahkan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara pun menyarankan orang agar "puasa" facebookan dulu, kalau tidak penting-penting banget.

Penting? Adakah sesuatu yang penting atau penting banget dilakukan orang ketika facebookan?

Kalau Anda tanyakan pertanyaan itu kepada sekitar 2 miliar lebih akun aktif pengguna Facebook sedunia saat ini, tentu sebagian dari mereka akan menjawab secara tegas: ada! Mereka bisa menyodorkan sederet hal penting yang biasa mereka lakukan di Facebook.

Sebagian pengelola media online, misalnya, sangat menggantungkan diri pada Facebook untuk menggiring pengunjung agar membaca berita-berita yang mereka tulis. Mereka mengunggah tautan-tautan berita yang tayang di situs masing-masing, sebagai status baru di Facebook. Facebook merupakan sarana promosi konten yang efektif.

Sebagian pengguna Facebook yang lain mendapatkan manfaat penting ketika bergabung dengan grup-grup tertentu. Para teknisi parabola, misalnya, saling bertukar info seputar perkembangan dunia satelit untuk siaran televisi. Dan informasi-informasi itu mereka terapkan dalam menjalani profesi sehari-hari maupun sekadar sebagai hobi.

Manfaat serupa namun berbeda juga banyak dipetik oleh anggota grup-grup Facebook yang lain. Banyak topik grup penghuni platform bikinan Mark Zuckerberg yang bisa diikuti sesuai dengan minat masing-masing. Ada grup perdagangan valas, investasi saham, olah kebatinan, sampai grup pengajian.

Mungkin Anda tak akan percaya bahwa ada orang mendapat "pencerahan spiritual" melalui jaringan pertemanan di Facebook. Barangkali tak banyak pula orang yang percaya bahwa sebagian orang berhasil menggapai kuadran financial freedom karena tekun belajar dan berpraktik lewat Facebook.

Belum lagi kalau kita bicarakan aktivitas perdagangan online para pengguna Facebook. Meskipun platform-platform marketplace bertebaran, sebagian penjaja daring tetap menjadikan Facebook sebagai lapak utama mengais rezeki.

Meski banyak hal penting dilakukan orang ketika facebookan, pemerintah dan masyarakat berhak menghukum Facebook atas kelalaiannya membiarkan jutaan data pengguna disalahgunakan pihak lain secara tidak semestinya. Sebaliknya, sah-sah pula apabila sebagian facebooker merasa risiko kebocoran data pribadi itu sepadan dengan manfaat yang mereka petik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×