kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Hanif: Kasus TKA di Morowali ditutup


Selasa, 07 Agustus 2018 / 19:40 WIB
Menteri Hanif: Kasus TKA di Morowali ditutup
ILUSTRASI. CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MOROWALI. Kasus Tenaga Kerja Asing (TKA) yang diberitakan hingga jutaan ditutup oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakir.

Hal itu melihat temuan di lapangan yang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) TKA dan Kantor Staff Presiden (KSP). Sebelumnya terdapat informasi bahwa TKA yang terdapat di Morowali mencapai jutaan.

Berdasarkan data PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), jumlah TKA yang bekerja langsung di kawasan IMIP hanya sebesar 3.121 orang.

"Karena temuan Satgas dengan tim yang berangkat ke Morowali sama sudah case closed untuk TKA di Morowali," ujar Hanif saat konferensi video dengan wartawan di Morowali, Selasa (7/8).

Hanif pun mengungkapkan bahwa akan mengawasi dengan ketat keberadaan TKA di Indonesia. Meski pun terdapat tuntutan membuka pasar sehingga pelayanan TKA mudah, pengawasan masuknya TKA tetap akan diperketat.

Saat ini pelayanan masuknya TKA di Indonesia lebih mudah. TKA dapat membuat izin bekerja di Indonesia hanya melalui pendaftaran secara online.

"Imigrasi telah memberikan visi ijin terbatas secara online," terang Direktur Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham) yang turut dalam konferensi melalui video tersebut.

Pengawasan khusus di Morowali pun telah dilakukan oleh keimigrasian Indonesia. Ronny bilang Ditjen Imigrasi telah membuat unit kerja keimigrasian Morowali.

Penggunaan TKA terutama dari China pun melihat masuknya investasi dari negara tersebut. Investasi untuk industri di Indonesia memerlukan teknologi yang perlu dioperasikan oleh orang dari China.

Meski begitu, terdapat kesepakatan pihak China untuk menggunakan tenaga kerja dari Indonesia. Hal itu tentu dengan transfer ilmu sebelumnya oleh pihak China untuk kesiapan hal tersebut.

"Perdana Menteri China saat kunjungan ke sini bulan lalu sudah tegas menyatakan akan memprioritaskan penggunaan TK Indonesia namun tolong disiapkan, itu PR besar kita," jelas Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin.

Terdapat tiga hal yang diusulkan setelah membahas mengenai persiapan. Pertama adalah kerja sama dengan China terkait penyediaan alat latihan di laboratorium di Indonesia. Hal itu dapat membuat tenaga kerja Indonesia familiar dengan teknologi China.

Kedua membangun pusat pelatihan vokasi dengan didukung oleh pemerintah China. Serta ketiga mengirim tim dengan jumlah 100 orang dari Indonesia ke China untuk mendapat pelatihan.

Pelatihan tersebut bertujuan agar tim yang dikirim dapat menjadi pelatih bagi pekerja Indonesia. Tiga opsi tersebut bertujuan agar pekerja Indonesia dapat terserap oleh industri China yang membuka investasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×