kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nafas baru sektor properti untuk berlari


Rabu, 13 Juni 2018 / 13:00 WIB
Nafas baru sektor properti untuk berlari


Reporter: Adinda Ade Mustami, SS. Kurniawan, Tedy Gumilar | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Ekonomi mulai menggeliat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,06%. Angka itu sedikit lebih tinggi dari raihan periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 5,01%.

Di triwulan kedua, Bank Indonesia memperkirakan, ekonomi negara kita berpotensi tumbuh 5,2%.

Sektor real estat, menurut data BPS yang dirilis awal bulan lalu, juga tumbuh di triwulan I 2018, meski di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 3,23%. Tapi, angka pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian di kuartal I 2017 yang cuma 2,86%.

Memang, Soelaeman Soemawinata, Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), mengungkapkan, tahun ini banyak pengembang yang sudah mengatur produk properti mereka. Sebab, “Akhir tahun lalu ada nafas, beberapa penjualan proyek properti baru sukses, desember orang mulai beli,” katanya.

Segendang sepenarian, Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, bilang, setelah penjualan babak belur sejak 2015 lalu, di semester II 2017 terlihat ada kenaikan. “Siklus properti sudah terlalu lama ada di bawah. Kita bisa melihat, pengembang yang sudah go public secara umum kinerja 2017 dan kuartal I 2018 banyak yang bagus,” ujarnya.

Hasil survei Harga Properti Residensial Triwulan IV 2017 BI yang diluncurkan Februari lalu menunjukkan hal yang sama. Penjualan properti residensial selama kuartal terakhir tahun lalu naik 3,05%, lebih tinggi ketimbang kenaikan periode sebelumnya 2,58%.

Menurut Ali, salah satu faktor pertumbuhan sektor properti pada semester II 2017 hingga kuartal I 2018 adalah suku bunga kredit perbankan yang rendah. “Banyak bank yang sudah memangkas bunga kredit pemilikan rumah (KPR),” imbuh dia.

Ya, bunga kredit hunian memang turun. Survei Perbankan Triwulan I 2018 memperlihatkan, rata-rata bunga KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) sebesar 11,25%. Sedang di kuartal IV 2017, bunganya masih 11,83%.

Bunga naik

Dan, harga properti yang naik tak menyurutkan niat orang untuk membeli rumah. Survei BI menunjukkan, Indeks Harga Properti Residensial di kuartal IV 2017 meningkat 3,50%, lebih tinggi dari kenaikan periode yang sama pada 2016 sebesar 3,32%. Kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja jadi faktor utama harga rumah naik.

Tahun ini, Ali memperkirakan, penjualan properti hunian bisa tumbuh maksimal hingga 12%. “Minimal sama dengan 2017 yang pertumbuhannya sekitar 7%,” proyeksi dia.

Ini tak lepas dari ekonomi negara kita yang semakin bertumbuh. BI memprediksikan, pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut terutama ditopang investasi yang tumbuh tinggi. Soalnya, daya saing dan iklim investasi membaik, stabilitas makroekonomi terjaga, serta belanja pemerintah dan rumahtangga tetap kuat.

“Pemulihan ekonomi juga didukung oleh struktur lapangan usaha yang membaik, sehingga menjadi landasan berlanjutnya proses pemulihan ekonomi ke depan,” kata Agusman, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI. Hitungan bank sentral, pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,1%–5,5%.

Meski begitu, sektor properti bukan tanpa tantangan. Sebab, BI sudah mengerek suku bunga acuan dua kali, total 50 basis poin jadi 4,75%. “Ini bisa berdampak ke penjualan properti yang sebagian besar didanai lewat kredit,” ungkap Ali.

Suku bunga acuan yang naik tentu akan mendorong kenaikan bunga KPR/KPA. Nah, mengacu ke survei BI dengan sampel 40 bank umum dengan pangsa kredit total mencapai 80%, di kuartal II 2018, rata-rata bunga KPR/KPA baik naik menjadi sebesar 11,49%.

Toh, sejumlah pengembang tetap merilis proyek-proyek hunian baru untuk menangkap daya beli yang mulai menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×