kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik Baru Akan Kelar, Produksi Bijih Emas Bumi Resources Minerals Akan Melonjak


Jumat, 09 September 2022 / 18:34 WIB
Pabrik Baru Akan Kelar, Produksi Bijih Emas Bumi Resources Minerals Akan Melonjak
ILUSTRASI. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) segera merampungkan pabrik emas kedua berkapasitas 4.000 ton perhari di kuartal IV 2022.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) segera merampungkan pabrik emas kedua berkapasitas 4.000 ton perhari di kuartal IV 2022. Dengan selesainya pabrik emas ini, manajemen BRMS menyebut, produksi emas di akhir tahun 2022 akan melonjak signifikan.

Direktur dan Chief Investor Relation BRMS Herwin Hidayat mengatakan, BRMS sedang menyelesaikan pembangunan pabrik emas kedua di Palu di Sulawesi dengan kapasitas 8 kali lebih besar dari pabrik pertama yang telah beroperasi.

“Pabrik yang kedua ini 4.000 ton bijih per hari. Artinya di kuartal IV tahun ini pabrik akan selesai masa konstruksinya dan siap beroperasi dan akan ada peningkatan produksi emas di akhir tahun ini, ini satu katalis baik yang dtunggu pasar,” jelasnya dalam acara Unboxing Emiten Vol. 10 - PT Bumi Resources Minerals Tbk, Jumat (9/9).

Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Laporkan Kenaikan Jumlah Sumber Daya Mineral di Palu

Herwin menyebut, salah satu tantangan BRMS yang dihadapi di masa pandemi ini ialah keterlambatan mobilisasi sejumlah perlengkapan pabrik lantaran lokasi  pabrikasinya  berada di luar negeri yakni di Australia, China, dan Afrika Selatan.

“Namun kami beruntung, lebih dari 90% peralatan tersebut sudah sampai di Palu, Sulawesi. Sudah di-install dan terpasang serta siap beroperasi di kuartal IV 2022,” ujarnya.

Setelah terpasang, kata Herwin, proses comissioning terdiri dari tiga tahap yakni dry run testing, wet run testing, dan trial production lalu setelah itu mulai berproduksi komersial. Herwin menegaskan bahwa target di Oktober sudah bisa terlaksana.

Kendati sudah dapat beroperasi komersial, produksi  pabrik BRMS tidak langsung serta-merta mencapai 4.000 ton bijih per hari. Jadi perlu proses untuk bisa mencapai kapasitas penuh.

“Mungkin mulai 200 ton hingga 500 ton biji perhari, meningkat jadi 1.000 ton kemudian 2.000 ton akhirnya menjadi 4.000 ton perhari. Perlu waktu 3 bulanan sampai menjadi full capacity,” kata Herwin.

Dia memastikan jadwal operasi pabrik akan sesuai dengan jadwalnya dan akan terasa peningkatan produksinya di satu bulan hingga dua bulan terakhir di 2022.

Dana untuk ekspansi aman

Herwin juga mengatakan, BRMS mencatatkan utang cukup kecil dan utang tersebut berupa fasilitas pinjaman yang diperuntukkan untuk pembangunan pabrik emas kedua.

“Capex membangun pabrik berkapasitas 4.000 ton biji perhari, biayanya sekitar US$ 45 juta hingga US$ 48 juta dan itu sudah ada fasilitas pinjaman. Pelan-pelan kami angsur, sudah berkurang menjadi sekitar US$ 42 juta hingga US$ 43 juta,” terangnya.

BRMS juga akan membangun pabrik emas baru di Gorontalo dan dananya sudah dicadangkan dari rights issue yang telah selesai dilaksanakan.

“Dananya sudah tersedia untuk membangun pabrik pengolahan biji emas di Gorontalo untuk kapasitas 2 juta ton biji perhari. Sudah dicadangkan termasuk pembangunan jalan, pemboran, fasilitas pendukung seperti waste management, basecamp, power supply, itu udh dicadangkan,” kata Herwin.

Sebagai informasi, BRMS telah melakukan rights issue sebanyak dua kali yang pertama selesai pada April 2021 dan yang kedua selesai di Januari 2022.

Dana yang diraih BRMS pada right issue pertama sebesar US$ 106 juta yang diperuntukan untuk membangun pabrik ketiga di Palu dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari.

Adapun untuk dana right Issue kedua yang senilai US$ 110 juta akan digunakan untuk membangun pabrik keempat di Gorontalo yang berkapasitas 2.000 ton biji per hari.

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, dana investasi yang diperlukan dalam pembangunan pabrik pengolahan bijih emas di Gorontalo sebesar US$ 29 juta. Kemudian untuk penyelesaian konstruksi sebesar US$ 21 juta, dan dana investasi untuk pemboran di dua prospek emas senilai US$ 5,25 juta.

“Dananya sudah ada semua dan dicadangkan. Kita cukup beruntung, sumber pendanaan sudah ada tinggal eksekusi saja,” ujarnya.

Sejak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di 2010, BRMS untuk pertama kalinya mulai memproduksi emas di awal 2020. Jadi sejak 9 tahun hingga 10 tahun sejak tercatat di BEI, belum ada sama sekali produksi dan penjualan emas mengalami kerugian.

Sedangkan untuk pertama kalinya, di awal 2020 BRMS telah merampungkan pembangunan pabrik pengolahan biji emas di Palu, Sulawesi berkapasitas 500 ton bijih perhari dan sudah mulai beroperasi komersial di kuartal I 2020.

“Makanya sejak 2020 setiap kuartalnya tidak hanya membukukan net profit, tetapi juga pertumbuhan net profit,” ujarnya.

Selain volume tonase biji emas yang diolah BRMS bertambah besar, kandungan emas yang ditambang dan diproses juga semakin tinggi sehingga produksi emas makin meningkat. “Itulah mengapa kinerja kami sejak 2020 terus mengalami peningkatan,” kata Herwin.

Baca Juga: Lonjakan Harga Batubara Mengerek Laba Bumi Resources (BUMI) di Semester I 2022

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×