kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelindo IV beri relaksasi kepada pengguna jasa pelabuhan di tengah pandemi


Jumat, 15 Januari 2021 / 19:09 WIB
Pelindo IV beri relaksasi kepada pengguna jasa pelabuhan di tengah pandemi
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menurunkan peralatan bongkar muat atau Container Crane (CC) milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) memberikan stimulus atau relaksasi kepada para pengguna jasa khususnya untuk kegiatan transhipment selama masa pandemi Covid-19. 

Direktur Operasi dan Komersial PT Pelindo IV, M. Adji mengatakan, stimulus untuk kegiatan transhipment tersebut sudah diberikan Perseroan sejak Mei 2020 lalu.

“Di masa pertama, stimulus diberikan yang tadinya 1-3 hari menjadi 1-5 hari. Kemudian 1-5 hari menjadi 1-7 hari dan masa penumpukan peti kemas transhipment 1-7 hari menjadi 1-14 hari,” jelas Adji, Jumat (15/1).

Dia menuturkan, Pelindo IV sejauh ini tetap melaksanakan kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan meskipun Pemerintah melakukan pembatasan kegiatan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Ditjen Pajak jalin kerja sama perpajakan dengan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo IV

Menurutnya, hingga saat ini kegiatan pelayanan jasa kepelabuhan meliputi pelayanan kapal, bongkar muat barang dan peti kemas serta penumpang di seluruh wilayah kelolaan Perseroan tetap berjalan seperti biasa.

“Khusus untuk pelayanan penumpang tetap mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan penyediaan sarana dan fasilitas mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang telah ditetapkan. Pengaturan bekerja dari rumah (WFH) juga hanya diterapkan untuk karyawan back office,” kata Adji. 

Bahkan lanjut dia, kebijakan lockdown di beberapa negara akibat varian baru Virus Corona juga tidak terlalu berdampak pada sektor kepelabuhanan, di mana kegiatan ekspor dan impor di Pelabuhan Makassar, khusus Terminal Petikemas Makassar (TPM) dan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) di Balikpapan serta pelabuhan tujuan masih tetap berjalan normal.

“Kegiatan bongkar muat peti kemas international tetap berjalan normal. Hal ini tergambar dari kegiatan direct call ekspor di wilayah Pelindo IV yang masih tetap berjalan secara normal dan apabila dibandingkan dengan tahun 2019, mengalami peningkatan baik secara call kapal sebesar 173,91%,” tuturnya. 

Dia menyebutkan pada 2019 lalu, direct call ekspor Pelindo IV mencapai 46 call kapal. Jumlah itu meningkat menjadi 80 call kapal di 2020.

“Dari sisi throughput peti kemas internasional (TEU’s) juga mengalami peningkatan sebesar 142,23% yakni dari 21.566 TEU’s di 2019, menjadi 30.674 TEU’s pada 2020 lalu,” sebut Adji.  

Adji menambahkan, peningkatan kegiatan ekspor impor juga disebabkan adanya tambahan Main Line Operator (MLO) baru yaitu Maersk Line Group di TPM dan KKT, serta Alfa Trans di KKT. 

Adapun lima komoditas terbesar yang diangkut adalah rumput laut, plywood, kulit mente, biji nikel dan cengkeh.

Ia juga mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 yang terjadi mulai kuartal II 2020 tidak terlalu berdampak signifikan terhadap traffic kapal di Pelindo IV.

“Hal yang menggembirakan pada pelayanan kapal karena mengalami peningkatan sebesar 8,6% dari 407 juta gross tonnage (GT) di tahun 2019 menjadi 442 juta GT pada 2020 lalu,” ujar Adji.

Baca Juga: Bank Mandiri salurkan kredit PEN kepada supplier Pelindo IV

Meski begitu, dia mengakui juga ada sedikit penurunan secara year on year (YoY), terutama pada arus peti kemas yang di 2020 lalu mencapai 2,11 juta TEU’s dan turun sebesar 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,22 juta TEU’s.     

“Begitu juga pada arus barang. Terjadi sedikit penurunan sebesar 2,1% yaitu dari 53,3 juta ton di tahun 2019 menjadi 52,2 juta ton pada 2020,” lanjut Adji.

“Penurunan paling signifikan terjadi pada pelayanan penumpang yaitu sebesar 56% dari 6,5 juta orang pada tahun 2019 menjadi hanya 2,8 juta orang di tahun lalu,” tukasnya.

Kondisi tersebut karena adanya pembatasan mobilisasi masyarakat, serta ada beberapa wilayah di Papua yang memberlakukan lockdown disusul dengan pihak PT Pelni yang tidak mengoperasikan sementara kapal-kapal milik mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×