Pengembang rumah bersubsidi prakarsai program desa terang

Senin, 08 April 2019 | 17:12 WIB   Reporter: Dikky Setiawan
Pengembang rumah bersubsidi prakarsai program desa terang


PROYEK LISTRIK - JAKARTA. Perusahaan pengembang properti PT Imza Riski Jaya meluncurkan program Penerangan Jalan Umum – Tenaga Surya (PJU-TS), Senin (8/4). Progam tersebut merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.   

Untuk tahap awal program ini mulai bergulir di wilayah Bogor, Jawa Barat. Bogor dipilih karena di wilayah ini masih banyak membutuhkan penerangan jalan raya. Rencana akan dipasang 4.000 unit lampu PJU-TS di wilayah ini. 

Setelah Bogor, program tersebut akan dilanjutkan ke berbagai daerah lainnya, seperti Merauke, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan  Sulawesi. "Ke depan diharapkan bisa menjangkau 20 kabupaten di Indonesia, dan setiap daerah akan mendapat 2.000 unit lampu," ujar Rizayati, Direktur Utama PT Imza Riski Jaya. 

Rizayati mengaku memiliki banyak relasi dari sejumlah negara yang siap membantu program tersebut. Menurutnya, hingga saat ini masih ada 12.659 desa belum teraliri listrik atau 16% dari total jumlah Desa di Indonesia. 

Dari jumlah tersebut tercatat 2.519 desa masih gelap gulita dan 6.689 desa belum memperoleh akses listrik dari jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Desa tersebut tersebar mulai dari Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan Utara, NTT dan NTB.

PJU-TS adalah lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya, sehingga menjadi solusi untuk digunakan di jalan-jalan di daerah yang belum terjangkau listrik PLN.

PJU-TS juga bisa diterapkan di daerah-daerah yang telah teraliri listrik PLN, namun ingin mengurangi konsumsi listrik daerahnya. Dasar hukum pemasangan PJU-TS adalah Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru Dan Energi Terbarukan Serta Konservasi Energi.

Sebelumnya Rizayati juga terlibat dalam pengembangan proyek rumah bersubsidi yang digagas pemerintah. Ia turut mengembangkan proyek ini di tiga daerah, yakni Aceh, Manado, dan Lampung. 

Secara bertahap, dia membangun rumah-rumah, yang akhirnya mencapai jumlah total 1.500 unit di tiga daerah tersebut. 

"Rumah-rumah subsidi itu kami bangun untuk warga miskin atau berpenghasilan rendah. Mereka menyerahkan dana Rp 10 juta-Rp 12 juta untuk mendapatkan rumah seharga Rp 75 juta, atau Rp 35 juta untuk rumah seharga Rp 135 juta," ungkap Rizayati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan

Terbaru