kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan BlackBerry jatuh, kinerja Trikomsel turun


Rabu, 31 Januari 2018 / 11:00 WIB
Penjualan BlackBerry jatuh, kinerja Trikomsel turun
ILUSTRASI.


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa sangka, anak emas yang dulu menopang penjualan kini menjadi biang keladi mengempisnya kinerja PT Trikomsel Oke Tbk. Distributor telepon seluler (ponsel) tersebut mengaku, penurunan kinerja sejak tahun 2015 adalah imbas jatuhnya pasar BlackBerry.

Merunut laporan keuangan empat tahun yang lalu atau 2014, pendapatan Trikomsel Oke bertengger di atas Rp 10 triliun. Itu adalah capaian kedua kalinya karena pada tahun 2013 mereka juga membukukan pendapatan di atas nilai tersebut.

Namun pada tahun 2015, pendapatan Trikomsel Oke menyusut 40,07% menjadi Rp 6,46 triliun. Selanjutnya, pendapatan perusahaan berkode saham TRIO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu bahkan tak sampai bertengger di angka Rp 2 triliun.

Manajemen Trikomsel Oke mengaku, perubahan selera pasar ponsel mempengaruhi laju bisnisnya. "Mobile phone ini pindah terus dari brand satu ke brand lain, otomatis dalam setiap perpindahan ada efek-efeknya," kata Mely Chandra, Direktur Independen PT Trikomsel Oke Tbk di Jakarta, Selasa (30/1).

Adapun saat ini Trikomsel Oke menggandeng beberapa prinsipal ponsel, seperti Samsung, Vivo, Oppo dan IPhone. Khusus produk Samsung berkontribusi lebih dari 50% terhadap total penjualan perusahaan ini.

Sementara perkembangan bisnis e-commerce tak mengganggu Trikomsel Oke. Toh, mereka juga sudah merambah bisnis online lewat Oke.com dan Globalshop.com sejak tahun lalu. Tanpa menyebutkan besaran, kontribusi bisnis online terhadap total pendapatan masih mini.

Sadar kinerja kian tiris, Trikomsel Oke berupaya menata ulang rencana bisnis. Misalnya saja, tahun ini mereka berencana menambah portofolio produk baru.

Rencana lain, Trikomsel Oke akan mengevaluasi gerai lawas. Ketimbang mempertahankan gerai yang membebani operasional, mereka memilih untuk menutup. Namun, manajemen perusahaan ini belum membeberkan jumlah gerai yang akan ditutup.

Yang jelas, saat ini Trikomsel Oke masih tercatat mengoperasikan 231 unit gerai. Lokasinya berada di wilayah Jabodetabek.

Upaya Trikomsel Oke yang lain adalah menawarkan nilai tambah alias value added service. Caranya dengan membundel penjualan ponsel dengan asuransi. "Kami menangkap peluang dari produk telepon selular yang terjatuh atau terkena air tetapi tidak mendapat garansi dari prinsipal," ungkap Mely.

Restrukturisasi utang

Sambil mengejar perbaikan kinerja, Trikomsel Oke mempunyai pekerjaan rumah berupa penyelesaian berbagai utang. Sebagai bagian dari implementasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), perusahaan ini sampai harus menjual kepemilikan atas gedung Equity Tower, dengan harga sekitar Rp 115 miliar pada 29 Desember 2017.

Penjualan kepemilikan aset tersebut bersamaan dengan kewajiban lain, yakni pembayaran utang dagang besar tanpa jaminan dan utang dagang kecil. Termasuk, pelunasan utang preferen.

Lantas pada 10 Januari 2018 kemarin, Trikomsel Oke membayar amortisasi utang pokok kepada kreditur Tranche A dengan jaminan terkait penjualan Equity Tower. Utang Trance A merupakan utang yang akan dibayar lunas selama tujuh tahun sejak tanggal efektif, dengan jaminan sekitar 30%.

Trikomsel Oke mengklaim, sudah melakukan proses restrukturisasi utang sesuai dengan aturan PKPU. Termasuk di dalamnya adalah penghapusan buku utang atau write-off oleh Bank BNI senilai Rp 1,3 triliun. "Memang ada part di mana ada perubahan konversi terhadap saham, ini sesuai ketentuan PKPU," terang Mely.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×