kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peralihan menuju energi bersih di kawasan Asia Tenggara dinilai menuju titik cerah


Senin, 02 November 2020 / 06:08 WIB
Peralihan menuju energi bersih di kawasan Asia Tenggara dinilai menuju titik cerah
ILUSTRASI. Kompleks perumahan pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Tangerang, Banten, Senin (7/9).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya dekarbonisasi dan peralihan menuju energi bersih di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dinilai mulai menunjukkan titik cerah seiring pertumbuhan elektrifikasi siberbagai sektor.

Dikutip dari situs resmi Singapore International Energy Week (SIEW), sejumlah pengamat dan peneliti kawasan Asean memaparkan perkembangan transisi energi setiap negara.

Director of Vietnam Initiative for Energy Transition Tho Nhien Ngo mengungkapkan pengembangan EBT mulai mendapatkan momentumnya di Vietnam melalui energi angin lepas pantai.

Baca Juga: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Menyiapkan Tiga Proyek Baru PLTS

"Fokus pengembangan pada energi angin lepas pantai sebagai sumber energi dominan di 2030," jelas Nhien, dikutip Minggu (1/11).

Nhien menegaskan, kendati telah mulai mendapatkan momentum perlu ada pertimbangan terhadap transisi ini khususnya keselarasan pasokan dan sistem transisi.

Sementara itu, Power Expert of Institute for Climate and Sustainable Cities Alberto Dalusung dari Filipina mengungkapkan perlu adanya fleksibilitas guna menunjang transisi energi salah satunya melalui sistem One Grid.

"Membangun lebih banyak fleksibilitas ke dalam jaringan energi melalui penerapan inisiatif seperti 'One Grid' untuk menghubungkan jaringan transmisi daya nusantara dan Pasar Spot Listrik Grosir," jelas Alberto.

Adapun, Peneliti Institut Riset Energi Aksornchan Chaianong dari Thailand menuturkan peralihan energi mulai beralih ke panel atap surya didorong oleh skema konsumsi masyarakat.

Kendati demikian, langkah peralihan energi ini dinilai perlu mendapat dukungan keekonomian yang menarik.

"Perlunya tingkat pembelian kembali yang lebih menarik untuk membantu skema mendapatkan lebih banyak daya tarik," ujar Chaianong.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) semakin gencar garap proyek energi terbarukan




TERBARU

[X]
×