kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan sepatu mendesak Donald Trump untuk mengakhiri perang dagang AS-China


Kamis, 23 Mei 2019 / 18:51 WIB
Perusahaan sepatu mendesak Donald Trump untuk mengakhiri perang dagang AS-China


Sumber: BBC | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Beberapa perusahaan sepatu terbesar di dunia mendesak Donald Trump untuk mengakhiri perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Mereka menyebut perang dagang memperingatkan efek "bencana" pada konsumen mereka.

Mengutip BBC pada Kamis (23/5), terdapat sebuah surat yang ditandatangani oleh 173 perusahaan, termasuk Nike dan Adidas, mengatakan keputusan presiden untuk menaikkan tarif impor akan mempengaruhi kelas pekerja.

Mereka juga memperingatkan bahwa pungutan yang lebih tinggi mengancam masa depan beberapa bisnis. Trump mengatakan bahwa defisit perdagangan dengan China merugikan ekonomi AS.

Presiden AS meningkatkan pungutan impor Cina ke AS senilai US$ 200 miliar. Nilai ini naik 10% menjadi 25% lebih dari seminggu yang lalu setelah Washington dan Beijing gagal mencapai kesepakatan perdagangan.

Perang dagang pun berlanjut, China membalas dengan mengumumkan rencana untuk menaikkan pungutan atas impor AS sebesar US$ 60 miliar mulai 1 Juni lalu.

Perusahaan sepatu yang menandatangani surat itu, termasuk Clarks, Dr Martens dan Converse, mengatakan bahwa sementara tarif rata-rata AS untuk alas kaki adalah 11,3%. Namun dalam beberapa kasus dapat mencapai setinggi 67,5%.

"Menambahkan kenaikan pajak 25% di atas tarif ini akan berarti beberapa keluarga Amerika yang bekerja dapat membayar hampir 100% bea pada sepatu mereka. Ini tidak terduga, Sudah saatnya untuk mengakhiri perang dagang ini," tulis perusahaan dalam pernyataan tersebut.

Sebelumnya, ketika tarif naik pada awal bulan ini, Trump mengatakan kepada perusahaan-perusahaan bahwa mereka dapat mengurangi biaya dengan mengalihkan produksi ke AS.

Namun, produsen sepatu dan pengecer mengatakan untuk sementara waktu akan memindahkan pabrik mereka dari Cina. Para perusahaan ini menyatakan bahwa alas kaki adalah industri yang sangat padat modal.




TERBARU

[X]
×