kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak keluhkan harga unggas jatuh


Senin, 19 Februari 2018 / 11:08 WIB
Peternak keluhkan harga unggas jatuh
ILUSTRASI. Harga daging ayam


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah harga daging ayam broiler sempat naik awal 2018 lalu, kini anjlok lagi di bawah harga referensi pemerintah Rp 18.000 per kilogram (kg). Jatuhnya harga ayam broiler ditingkat peternak disebabkan pasokan yang melimpah di pasaran.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia mencatat, harga ayam di Jawa Timur Rp 14.000–Rp 14.800 per kg, dan Jawa Tengah Rp 15.000–Rp 16.500 per kg. Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko menuding penyebab jatuhnya harga ayam broiler lantaran ada pasokan unggas dalam jumlah besar dari industri.

Selama ini pasokan daging ayam selalu stabil sesuai dengan kebutuhan, sehingga seharusnya harga tidak turun. Tapi karena integrator mengobral harga rata-rata Rp 15.000 per kg ke pasar, harga ditingkat peternak pun anjlok. Itu akibat dari ulah integrator, ujar Singgih, Minggu (18/2).

Pinsar berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi permasalahan harga daging ayam ini agar segera membaik sesuai batas bawah ditetapkan yakni kisaran Rp 19.000 per kg.

''Kami mengusulkan perusahaan integrator mengurangi chick-in (ayam masuk) di internal farm 20%–30% selama dua minggu ke depan dengan mengurangi DOC di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, ujarnya.

Sigit Prabowo, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) menambahkan, sejak akhir Januari pasokan ayam di Jawa Tengah dan Jawa Timur surplus. "Tapi penurunan drastis baru terasa sepekan terakhir," katanya.

Namun Anton J. Supit, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Peternakan, membantah hal tersebut. Menurutnya penurunan harga diakibatkan pasokan dan permintaan masyarakat yang tidak seimbang.

"Naik turunnya harga ayam tergantung daya beli masyarakat dan faktor supply demand, jadi tidak benar kalau disebutkan karena integrator," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×