kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Properti optimistis penjualan semester II-2018 lebih tinggi


Senin, 09 Juli 2018 / 08:23 WIB
PP Properti optimistis penjualan semester II-2018 lebih tinggi
ILUSTRASI. PP Properti (PPRO)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran aturan kredit properti dari Bank Indonesia (BI) membawa angin segar bagi bisnis di sektor properti. Manajemen PP Properti Tbk (PPRO) pun optimistis realisasi penjualan pada semester kedua tahun ini akan lebih baik.

Tanpa memasukkan dampak pelonggaran aturan loan to value (LTV) saja, penjualan PPRO selama paruh pertama tahun ini cukup signifikan. Di semester I-2018, anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini telah mencatatkan marketing sales atau prapenjualan Rp 2,1 triliun. "Jadi penjualan semester kedua akan lebih bergairah lagi. Meski begitu target kami masih tetap Rp 3,8 triliun hingga akhir tahun nanti," kata Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Sejatinya, performa marketing sales PPRO lumayan apik didukung strategi penjualan lewat kemitraan bersama investor dengan melakukan penjualan borongan atau bulk sales. Pada Mei tahun ini, PPRO telah meneken kesepakatan penjualan bulk sales senilai Rp 2,1 triliun.

PP Properti berhasil menjual tiga menara apartemen di Surabaya sekaligus kepada PT Arvada Investama, perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan properti. Ketiga tower itu adalah Grand Shamaya tower 2, Grand Dharmahusada tower 2, dan Grand Sungkono tower 4. Namun, PP Properti tidak memasukkan seluruh penjualan bulk sales itu dalam pembukuan marketing sales di semester I-2018. Sebagian akan dimasukkan dalam pencatatan di semester II-2018.

Mitra PPRO, yakni PT Arvada Investama, merupakan perusahaan penanaman modal asing dari perusahaan asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Budget Petroleum. Jumat (6/7), PPRO mendapatkan kunjungan dari Zahid Bashir, Managing Director Budget Petroleum Dubai; dan Nanang, CEO PT Arvada Investama di Surabaya.

Ketiga tower apartemen yang dijual ini tersebar di tiga titik kota, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Timur dan Surabaya Barat. Indaryanto menyatakan, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, pertumbuhan Surabaya terus meningkat setiap tahun.

Hal ini bisa dilihat dari perkembangan infrastruktur kota Surabaya yang saat ini tidak kalah dari DKI Jakarta. Bahkan dalam satau dekade terakhir, Surabaya menjelma menjadi kota yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur sangat pesat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mencapai 6,0% dan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan nasional yang hanya sekitar 5,1%.

Pemerintah Kota Surabaya pun terus mengupayakan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur, seperti jalan tol antarkota, menuntaskan pembangunan frontage road, dan perencanaan mass rapid transit (MRT). PPRO melihat, hal itu akan menjadikan kota ini sebagai lokasi yang tepat bagi investor untuk membiakkan modalnya.

Selain penjualan ke Arvada Investama, PP Properti tengah menjajaki transaksi borongan ke investor lainnya. Pertama, membangun perumahan untuk karyawan PT Antam di Tangerang Selatan dengan nilai Rp 150 miliar. Kedua, penjualan Apartemen Begawan Tower 2 senilai Rp 250 miliar ke PT Dipa Karya Sejahtera. Ketiga, proyek Lamozi Tower 1 di Margonda Depok senilai Rp 250 miliar ke PT Samander Bisnis Nusantara.

Di semester II-2018, PPRO berencana merilis beberapa properti baru di Surabaya, proyek kedua di Margonda, Apartemen Aerocity Kertajati, serta Apartemen Little Tokyo Jababeka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×