kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek eksisting masih jadi tulang punggung investasi panas bumi


Kamis, 29 Juli 2021 / 18:25 WIB
Proyek eksisting masih jadi tulang punggung investasi panas bumi
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi panas bumi hingga semester I-2021 mencapai US$ 357 juta. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah ini mencapai 48,9% dari target tahun ini yang sebesar US$ 730 juta.

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris mengungkapkan, keseluruhan investasi ini bersumber dari proyek-proyek eksisting.

"Seluruhnya dari lapangan yang sudah ada, karena sejak awal tahun 2020 tidak ada investasi baru yang masuk," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (29/7).

Harris menambahkan, perizinan yang terakhir diterbitkan untuk kegiatan pengelolaan panas bumi berupa Penugasan Survey Pendahuluan dan Eksplorasi (PSEP) pun dilakukan pada Januari 2020.

Jika dirinci, besaran investasi hingga semester I 2021 terdiri dari investasi sebesar US$ 284 juta untuk Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) yang sudah beroperasi, US$ 63 juta untuk lapangan tahap eksploitasi hingga konstruksi dan sebesar US$ 10 juta untuk lapangan tahap eksplorasi.

Baca Juga: Produksi listrik Pertamina Geothermal di tahun 2020 mencapai 4.618 GWh

"Kecilnya realisasi investasi untuk lapangan tahap eksplorasi sampai konstruksi disebabkan oleh aktivitas atau pekerjaan fisik di lapangan terkendala oleh pembatasan-pembatasan akibat Covid 19, bahkan proyek-proyek PSPE umumnya terhenti," kata Harris.

Memasuki semester kedua ini, Kementerian ESDM masih menargetkan tambahan investasi bersumber dari PLTP yang sudah beroperasi. Dampak pandemi covid-19 dinilai masih berpotensi menghambat investasi pada lapangan yang dalam tahapan eksplorasi sampai tahapan konstruksi.

"Selain itu, tambahan realisasi yang diharapkan adalah dari pengeboran eksplorasi yang sedang dilaksanakan oleh Badan Geologi (Gevernment Drilling)," imbuh Harris.

Jika ditarik ke belakang, investasi sektor panas bumi cukup mendominasi raihan investasi sektor EBTKE. Pada 2017 misalnya dari total investasi EBTKE yang mencapai US$ 1,96 miliar, sebesar US$ 1,15 miliar berasal dari panas bumi.

Kemudian di tahun 2018 investasi sektor panas bumi mencapai US$ 1,21 miliar dari total investasi sektor EBTKE yang sebesar US$ 1,53 miliar.

Baca Juga: Wah, realisasi investasi EBT di semester I-2021 capai 52,79% dari target tahun ini

Pada tahun 2019 terjadi penurunan investasi di sektor panas bumi kendati secara total sektor EBTKE mencatatkan peningkatan nilai investasi. Dari total investasi ditahun itu yang mencapai US$ 1,71 miliar, investasi panas bumi berkontribusi sebesar US$ 830 juta.

Realisasi di tahun 2020 kembali mengalami penurunan dimana dari total investasi EBTKE yang mencapai US$ 1,36 miliar, sektor panas bumi mencatatkan investasi sebesar US$ 702 juta.

Selanjutnya: Regulasi hadir, investasi EBT berpotensi terus meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×