kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek PLTU Batang alami keterlambatan, Adaro Energy (ADRO) targetkan beroperasi 2021


Rabu, 21 Oktober 2020 / 12:21 WIB
Proyek PLTU Batang alami keterlambatan, Adaro Energy (ADRO) targetkan beroperasi 2021
ILUSTRASI. PLTU Batang : Kendaraan melintas di samping PLTU Batang di ruas Tol Semarang - Batang.KONTAN/Baihaki


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang mengalami keterlambatan. Paling tidak ada dua penyebab mundurnya operasional PLTU jumbo berkapasitas 2x1.000 Megawatt (MW) tersebut.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir mengungkapkan, ada sejumlah hambatan yang membuat keterlambatan jadwal operasional PLTU Batang. Di sisi lain, pengoperasian PLTU berkapasitas jumbo ini mesti menyesuaikan kondisi pasokan dan permintaan (supply-demand) listrik PT PLN (Persero).

"Namanya proyek, kadang ada hambatan teknis. Kondisi PLN saat ini juga memang over (supply). Tapi memang bukan karena kami ingin ada keterlambatan, tanpa direncanakan," ujar Boy, sapaan akrab Garilbaldi, dalam media gathering 28 tahun Adaro Group, Selasa (20/10) sore.

Boy mengatakan, saat ini pihak ADRO bersama mitra masih mengejar penyelesaian PLTU Batang, sembari melakukan diskusi dengan PLN. 

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Memacu Kapasitas Pembangkit

Dia menargetkan, PLTU Batang sudah bisa beroperasi paling tidak pada akhir tahun 2021 mendatang.

"So far secara teknis partner kami terus berupaya menyelesaikannya. Tentunya kesepakatan dengan PLN, kalau kami sih target akhir tahun depan, Insha Allah bisa berjalan," sambung Boy.

Sebagai informasi, ADRO menggarap proyek PLTU Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang berada di Batang, Jawa Tengah. Mengutip laporan kinerja perusahaan, hingga akhir Juni 2020, proyek PLTU berkapasitas 2x1.000 MW tersebut telah mencapai kemajuan 94%.

Namun, sejumlah hambatan membuat commercial operation date (COD) unit pertama PLTU BPI ditunda dan penyelesaian konstruksi pembangkit kemungkinan juga tertunda. “Evaluasi sedang dilakukan untuk meminimalkan penundaan ini,” tulis manajemen ADRO.

Mengutip berita Kontan.co.id, Presiden Direktur Adaro Power & Adaro Water Wito Krisnahadi yakin PLTU BPI akan memberikan kontribusi positif secara jangka panjang bagi kinerja ADRO. Proyek PLTU BPI sendiri memiliki nilai investasi sebesar US$ 4,2 miliar yang mana financial close tercapai pada Juni 2016 lalu. BPI akan menyediakan listrik kepada PLN selama 25 tahun.

Selanjutnya: Begini rencana bisnis kelistrikan Adaro Energy (ADRO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×