kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pungutan CPO untuk replanting sawit


Selasa, 23 Juni 2015 / 11:33 WIB
Pungutan CPO untuk replanting sawit


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mulai 1 Juli 2015 pemerintah akan menarik pungutan dari industri minyak kelapa sawit mentah atawa crude palm oil (CPO). Selanjutnya, dana hasil pungutan ekspor CPO ini akan dikucurkan untuk berbagai program pendukung sektor ini. Salah satunya untuk program penanaman kembali (replanting) kelapa sawit yang selama ini dibiayai lewat dana program revitalisasi perkebunan.

Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang tak lain adalah Badan Layanan Umum (BLU) pengelola CPO Fund mengatakan,  BPDP siap mengucurkan dana hasil pungutan CPO Fund untuk program replanting bila pungutan bisa dilakukan sesuai jadwal. "Dalam revitalisasi perkebunan juga ada peremajaan sawit. Sebagian dari program itu bisa kita ambil alih dan dilanjutkan dengan pemanfaatan dana perkebunan ini," ujarnya, Senin (22/6).

Menurutnya, program replanting yang didanai dengan dana hasil pungutan CPO ini juga akan menyasar perkebunan rakyat yang diakomodir oleh perusahaan plasma inti maupun koperasi. Bayu bilang, program replanting kelapa sawit biasanya dilakukan pada saat musim hujan. Lantaran ada indikasi musim kemarau panjang (El nino) akan terjadi pada tahun ini, musim hujan diperkirakan baru akan datang pada Oktober - November nanti.

Sayangnya, Bayu belum bisa memperkirakan berapa besar luas lahan yang akan ditanam kembali dengan biaya dari dana CPO Fund. Yang pasti, kata dia, setiap tahun setidaknya ada sekitar 300.000 hektare (ha) - 400.000 ha lahan perkebunan sawit yang harus diremajakan. "Sekarang sudah setengah tahun. Sudah agak terlambat, Tapi, kita akan kejar musim hujan untuk coba lakukan replanting," ujarnya.

Berdasarkan hitungan Bayu, dana yang akan terkumpul dari CPO Fund untuk program pengembangan perkebunan sawit sekitar Rp 7 triliun - Rp 8 triliun per tahun. Khusus untuk tahun ini, dana CPO Fund yang terkumpul diperkirakan hanya akan mencapai separuhnya lantaran baru efektif berlaku per 1 Juli 2015.

Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun menyarankan, program peremajaan tanaman sawit milik petani dilakukan di wilayah Sumatra sebagai salah satu sentra produsen minyak sawit dalam negeri. "Sejak tahun 80-an belum dilakukan replanting," kata Derom..

Ketua Dewan Pengawas BLU CPO Fund Rusman Heriawan bilang, pada tahun ini kemungkinan porsi terbesar dana CPO Fund akan dialokasikan untuk subsidi biodiesel. Pasalnya, harga biodiesel masih lebih tinggi dari harga solar. "Nanti suatu ketika akan bisa terbalik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×