kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rosatom bakal bangun PLTN di Bangladesh


Selasa, 05 Desember 2017 / 15:36 WIB
Rosatom bakal bangun PLTN di Bangladesh


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan BUMN Russia yang bergerak khusus di sektor nuklir yakni Rosatom tengah membangun proyek PLTN di Bangladesh. Sejak akhir bulan lalu, PLTN Rooppur sudah memulai peletakan batu pertama.

Nantinya PLTN Rooppur akan terdiri dari dua unit PLTN yang akan selesai pembangunannya pada tahun 2023 mendatang. Hal ini akan berkontribusi signifikan pada kebutuhan energi Bangladesh yang mencapai 4.000 MW.

Pembangunan PLTN Rooppur menggunakan teknologi nuklir Russia yang paling modern dan aman sesuai dengan aturan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dengan teknologi VVER-1200, Bangladesh bergabung dengan China, India, Iran dan Jepang yang menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

"Kami tidak hanya memulai pembangunan fasilitas dengan siklus operasional lebih dari 100 tahun. Pada saat yang bersamaan, kami memperkuat persahabatan dan kerja sama untuk masa depan yang lebih baik bagi anak cucu kita," ujar Alexey Likhachev, Direktur Jenderal Rosatom Atomic Energy Corporation dalam siaran pers, Selasa (5/12).

Arnold Soetrisnanto, Kepala Komisi Energi Dewan Riset Nasional Indonesia mengatakan, Indonesia harus becermin kepada Bangladesh untuk memulai program tenaga nuklir. Hal ini agar Indonesia bisa mempertahankan status sebagai negara maju dan berdaulat.

Menurutnya, energi fosil yang saat ini menjadi andalan Indonesia akan segera habis sehingga perlu adanya energi alternatif. Minyak bumi menurutnya akan segera habis dalam 11 tahun sedangkan gas alam hanya akan bertahan 35 tahun ke depan dan batubara akan habis sekitar 70 tahun lagi.

"Indonesia memproyeksikan pertumbuhan industri di atas 30% dan ekonomi di atas 7%. Kondisi ini tentu saja mengancam ketahanan energi nasional dan mengakibatkan terganggunya stabilitas ekonomi dan sosial,"  tambahnya.




TERBARU

[X]
×