kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sah, rencana TAXI restrukturisasi kewajiban Rp 1 triliun disetujui pemegang obligasi


Selasa, 11 Desember 2018 / 19:01 WIB
Sah, rencana TAXI restrukturisasi kewajiban Rp 1 triliun disetujui pemegang obligasi
ILUSTRASI. Taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) untuk melakukan restrukturisasi kewajiban obligasi mereka senilai Rp 1 triliun akhirnya mendapatkan restu dari pemegang saham. Sebanyak 91% pemegang obligasi yang hadir dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) menyetujui paket restrukturisasi.

Asal tahu saja, ini bukan kali pertama RUPO diselenggarakan. Sebelumnya, rencana ini sempat ditolak oleh pemegang obligasi.

Sekadar mengingatkan kembali, adapun agenda RUPO TAXI atas rencana restrukturisasi obligasi I Express Transindo Utama tahun 2014 adalah melakukan konversi Rp 400 miliar pokok obligasi menjadi saham emiten, konversi saham akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).

Selain itu, konversi Rp 600 miliar pokok obligasi menjadi obligasi konversi tanpa bunga dengan tanggal jatuh tempo pada 31 Desember 2020, pokok obligasi konversi diamortisasi setiap tiga bulan sesuai dengan jumlah hasil penjualan jaminan. Apabila masih terdapat sisa pokok obligasi maka sisanya akan di konversi menjadi saham.

Penjualan seluruh jaminan obligasi baik berupa kendaraan bermotor dan tanah, penjualannya akan didistribusikan kepada pemegang obligasi. Penjualan akan dilakukan secara bertahap setiap tiga bulan sekali hingga 31 Desember 2020. Penjualan dilakukan sepanjang hasil penjualan minimal nett sebesar 110% dari nilai pokok obligasi berdasarkan hasil penilaian KJPP.

Apabila masih tersisa jaminan saat jatuh tempo, maka wali amanat berhak menunjuk balai lelang untuk mempercepat proses likuidasi jaminan yang dilakukan untuk melakukan pelunasan bunga tertunggak dari keterlambatan atas bunga obligasi. Apabila tidak terdapat sisa, maka bunga tertunggak akan dihapus.

Ditemui usai acara RUPO, Direktur Utama TAXI Benny Setiawan mengatakan, pemegang obligasi yang hadir setara dengan 84% dari total pemegang obligasi atau sekitar Rp 840 miliar.

“Kuorum telah tercapai dan hasilnya disetujui. Restrukturisasi akan terus berlanjut,” ujar Benny di Jakarta, Selasa (11/12).

Menurut dia, rencana dari restrukturisasi ini pun merupakan bagian dari usulan yang diajukan oleh para pemegang obligasi.

Terkait porsi jaminan, menurut Benny sekitar 10% dalam bentuk tanah, sisanya sebesar 90% berbentuk kendaraan bermotor yang sudah sesuai dengan kesepakatan awal saat penerbitan obligasi. Pun, wali amanat akan terus mengawasi proses ini.

“Terkait suspensi bursa, awalan suspensi adalah karena TAXI tidak dapat membayar bunga obligasi, maka dengan adanya restrukturisasi ini diharapkan dapat membuka suspensi. Semua keputusan ada di Bursa Efek Indonesia,” ujar Benny.

Lebih lanjut, penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang telah diajukan salah satu pemegang saham yakni Dana Pensiun (Dapen) Mitra Krakatau, pihak TAXI masih akan mengacu pada perjanjian wali amanat yang menyebutkan hasil RUPO akan mengikat setiap pemegang obligasi. Pun, pihaknya belum menerima pemberitahuan dalam bentuk apapun dari pengadilan.

Lebih lanjut, pihak TAXI juga tengah melakukan penyelesaian akan utang lain mereka berupa utang kepada Bank BCA senilai Rp 444,5 miliar yang jatuh tempo pada akhir tahun ini. “Penjualan aset untuk utang ke Bank BCA masih berlanjut. Diharapkan akan selesai pada Maret 2019,” ujar Benny.

RUPS untuk rencana konversi utang sendiri akan dilaksanakan pada pekan pertama bulan Februari 2019. Sedangkan untuk konversi saham sendiri diharapkan terjadi satu bulan setelah persetujuan RUPS.

Rencana Bisnis

Lampu hijau yang diberikan pemegang saham ini menjadikan angin segar bagi manajemen TAXI. Beban utang dan bunga yang selama ini menjadi penghalang perusahaan untuk fokus dalam ekspansi bisnis kan ada titik terang penyelesaian.

Benny mengatakan, ke depan, pihaknya pun akan fokus pada pengembangan bisnis selain melakukan kontrol terhadap beban dan biaya perusahaan. Beberapa kerja sama akan kembali dilakukan. “Sebelumnya kami sudah bekerja sama dengan Wuling Motor untuk infrastruktur armada mobil,” ujarnya.

Pihaknya juga tengah menyusun rencana untuk kembali melakukan kerja sama dengan penyedia jasa transportasi online. Sayang Benny enggan menyebut detail kerja sama tersebut. Untuk diketahui, TAXI juga sudah pernah melakukan kerja sama dengan UBER.

Selain itu, diharapkan dengan adanya aturan pemerintah yang baru terkait peraturan menteri perhubungan dapat menjadikan persaingan usaha yang lebih adil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×