kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham sektor media di tahun politik, ini menurut para analis


Senin, 17 September 2018 / 05:50 WIB
Saham sektor media di tahun politik, ini menurut para analis


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun politik biasanya akan ada banyak partai dan calon legislatif yang memanfaatkan media televisi untuk mendulang suara dan popularitas. Selain itu, faktor terlibatnya pemilik stasiun televisi ke dalam politik juga ikut mampu merubah pergerakan saham.

Hal ini dibuktikan dengan saham PT Mahaka Medika Tbk (ABBA) yang naik 19,83% ke level 145, setelah diumumkannya Erick Tohir sebagai ketua kampanye salah satu calon presiden.

Adapun emiten sektor media adalah PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)

Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas mengatakan, sektor media sedang jatuh dan tidak menarik. Tidak ada yang bisa dibeli untuk saat ini, setidaknya sampai akhir tahun 2018.

"Terkait terpilihnya Erick Tohir memang berpengaruh terhadap pergerakan saham, namun itu hanya temporari. Ini bisa terlihat dari saham ABBA di mana Erick Tohir menjadi komisaris utamanya, dan saat ini harganya tiba-tiba bergerak naik, padahal harganya telah mati suri sejak tiga bulan yang lalu di harga Rp 50," kata Rovandi pekan lalu.

Senada, William Hartanto Analis Panin Sekuritas mengatakan saham VIVA dan MDIA bergerak berdasarkan sentimen terpilihnya Erick Tohir sebagai ketua tim sukses Jokowi-Ma'ruf. "Menarik untuk trading jangka pendek sampai pemilu tahun depan, saham lainnya yang juga terkena efek adalah MARI dan ABBA," kata William.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas mengatakan jika secara fudamental emiten mengalami penurunan kecuali SCMA. Sejauh ini emiten sektor media masih tergantung pada iklan dan sponsorship serta capshare tayangan yang menjadi katalis bagi para emiten. "Suplai banyak, namun demand hanya fokus pada tayangan-tayangan tertentu yang banyak ditonton oleh masyarakat," kata Nafan.

Nafan merekomendasikan secara teknikal lebih menarik SCMA untuk direkomendasikan buy dengan target price jangka menengah hingga jangka panjang di level Rp 2.410.

Wiliam merekomendasikan MDIA dengan target harga Rp 170- Rp 200 karena emiten lain valuasinya mahal, lalu VIVA dengan target harga Rp 170, dan wait and see untuk saham SCMA dan MNCN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×