kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salim Group dikabarkan tengah cari pinjaman Rp 7,12 triliun untuk bangun data center


Sabtu, 18 September 2021 / 10:37 WIB
Salim Group dikabarkan tengah cari pinjaman Rp 7,12 triliun untuk bangun data center


Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perusahaan Konglomerat Indonesia, Salim Group, yang bisnisnya terbentang dari makanan hingga telekomunikasi dan real estat, tengah mencari pembiayaan untuk membangun dan mengoperasikan pusat data (data center) di kawasan industrinya.

Melansir Bloomberg, Grup yang berbasis di Jakarta, yang dikendalikan oleh miliarder Indonesia Anthoni Salim, sedang dalam pembicaraan dengan bank untuk mencari pinjaman senilai sekitar US$ 500 juta atau setara Rp 7,12 triliun (kurs Rp 14.251) untuk mendanai infrastruktur digital. 

Operator pusat data dapat mengolah data klien seperti penambang cryptocurrency, kata sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena prosesnya bersifat pribadi.

Rencananya Salim Group akan menginvestasikan sekitar US$ 100 juta atau setara Rp 1,42 triliun per kawasan industri. Perusahaan pusat data PT DCI Indonesia sedang membangun H2, pusat data hyperscale di kawasan industri milik Salim, perusahaan tersebut mengumumkan pada bulan Juni. Anthoni Salim memiliki 11% saham DCII.

Baca Juga: DCI Indonesia (DCII) dan Telkom (TLKM) berpotensi menjadi penguasa bisnis data center

Diskusi sedang berlangsung dan tidak ada jaminan akan ada kesepakatan, kata orang-orang.

DCI Indonesia fokus pada persiapan untuk pengoperasian H2, dan perusahaan dapat berkolaborasi lebih lanjut dengan Salim Group untuk membangun dan mengoperasikan lebih banyak data center di kawasan industri yang dimilikinya, mirip dengan H2, Sekretaris Perusahaan DCII Nicholas Suharsono mengatakan kepada Bloomberg. Permintaan komentar yang ditujukan kepada Salim Group melalui anak perusahaannya tidak dijawab atau dialihkan ke DCII.

Salim Group dikenal sebagai pemegang saham pengendali PT Indofood Sukses Makmur, salah satu pembuat mi instan terbesar di dunia, serta First Pacific Co. yang terdaftar di Hong Kong, yang pada gilirannya memegang saham di PLDT Inc., sebuah perusahaan telekomunikasi dan penyedia layanan digital di Filipina.

Konglomerat Indonesia, yang menandatangani kemitraan strategis dengan Google Cloud Alphabet Inc. untuk mengubah bisnisnya secara digital awal tahun ini, sedang dalam pembicaraan untuk bermitra dengan perusahaan e-commerce lokal PT Bukalapak.com.

Selanjutnya: Merger dan akuisisi marak, sinyal kuat sektor telekomunikasi yang kian kompetitif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×