kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah sentimen positif membuat prospek emiten sektor ritel cerah di tahun ini


Minggu, 10 Maret 2019 / 17:29 WIB
Sejumlah sentimen positif membuat prospek emiten sektor ritel cerah di tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau tantangan bisnis tak bisa dihindari, prospek emiten-emiten di sektor ritel dinilai analis masih cukup cerah sepanjang tahun ini berkat sejumlah sentimen positif.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengungkapkan, sinyal membaiknya sektor ritel berasal dari peningkatan indeks penjualan ritel (IPR) Indonesia yang tumbuh 7,7% (yoy) pada Desember 2018 lalu. Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan rata-rata IPR Indonesia mencapai 3,7% (yoy) atau lebih baik dari pencapaian 2017 yang hanya sebesar 2,9% (yoy).

Tren serupa diyakini masih berlanjut di tahun ini. “Selain efek momentum musiman, kami percaya tren konsumsi di sektor ritel akan positif akibat penurunan harga BBM yang membuat inflasi terjaga,” ungkap Christine dalam riset 11 Februari.

Peningkatan IPR Indonesia tampak terealisasikan pada pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko atau same store sales growth (SSSG) para pemain ritel.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) misalnya. Kendati mengalami penurunan laba bersih sepanjang 2018, SSSG tahunan emiten ini masih bisa tumbuh 3,5% (yoy). Padahal, di tahun 2017, LPPF mengalami penurunan SSSG hingga 1,2% (yoy).

Sejumlah emiten yang telah merilis data SSSG di Januari 2018 juga mencetak hasil positif. Ambil contoh PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang membukukan SSSG sebesar 3% (yoy) di Januari lalu. Angka ini lebih baik dari raihan SSSG perusahaan di Januari tahun sebelumnya yang merosot 7,1% (yoy).

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian menambahkan, momentum tahun politik juga menjadi katalis positif bagi emiten di sektor ritel, terutama emiten yang menyasar pelanggan dari kalangan menengah ke bawah seperti RALS.

Sebab, di tahun politik pemerintah gencar mengeluarkan kebijakan yang meningkatkan daya beli masyarakat. Contohnya berupa peningkatan penerima dan besaran dana untuk program keluarga harapan (PKH).

“Kebijakan populis pemerintah memungkinkan masyarakat untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk keperluan produk ritel,” kata dia, Jumat (8/3).




TERBARU

[X]
×