kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor manufaktur dan pertanian melambat, ekonomi Selandia Baru turun drastis


Kamis, 20 Desember 2018 / 21:45 WIB
Sektor manufaktur dan pertanian melambat, ekonomi Selandia Baru turun drastis
ILUSTRASI. Ilustrasi bendera simbol New Zealand Selandia Baru


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SELANDIA BARU. Pertumbuhan ekonomi Selandia Baru hingga kuartal III-2018 melorot dalam hampir lima tahun. Hal ini disebabkan melemahnya sektor manufaktur dan pertanian. Oleh sebab itu, Bank Sentral Selandia Baru berencana memangkas pertumbuhan ekonomi pada 2019.

Kondisi diperparah dengan penurunan dollar Selandia Baru, rendahnya tingkat kepercayaan pebisnis tehadap pimpinan Partai Perdana Menteri Jacinda Ardern dan Headwinds, serta ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) -Cina.

Data Statistika Selandia Baru menunjukan produk domestik bruto Selandia Baru tumbuh 0,3% secara kuartal per kuartal di September 2018. Nilai jauh dari kuartal sebelumnya sebesar 1%. Ini menandai pertumbuhan kuartalan terendah sejak Desember 2013.

Angka tersebut juga dengan mudah meleset dari ekspektasi pertumbuhan analis sebesar 0,6%. Bahkan perkiraan Bank Sentral atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) bisa tumbuh sebesar 0,7%, dengan sektor manufaktur mengalami kontraksi tajam.

Bank ANZ mengatakan pihaknya sekarang memperkirakan penurunan 25 basis poin (bps) di Official Cash Rate (OCR) pada November 2019. Sedangkan pada 2020 bisa turun hingga 50 bps dan OCR menjadi 1,0%.

ANZ mengatakan angka terbaru meningkatkan risiko penurunan terhadap prospek RBNZ untuk pertumbuhan menjadi 3,4% pada 2019. Bank sentral juga tidak yakin ekonomi memiliki momentum yang cukup untuk mendorong inflasi secara berkelanjutan di titik tengah.

Gubernur RBNZ Adrian Orr mengatakan langkah kebijakan yang akan diambil berikutnya akan tergantung pada bagaimana kelanjutan kondisi ekonomi, dengan suku bunga acuan bertahan pada rekor terendah 1,75% sejak akhir 2016. Dalam pertemuan kebijakan terakhir, RBNZ mengatakan melihat inflasi tahunan sebesar 1,9% pada Desember 2019.

Dolar Selandia Baru turun 0,3% diperdagangkan pada US$ 0,6747, terendah dalam lima minggu. Mata uang telah melorot lebih awal setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga. Ia mengatakan pihaknya mempertahankan suku bunga dengan rencananya untuk mengetatkan kebijakan moneter secara utuh.

"Industri-industri penghasil barang turun 1% menyeret pertumbuhan keseluruhan kuartal ini," kata senior manajer bidang keuangan pemerintah Selandia Baru Susan Hollows dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters Kamis (20/12). 

Ia menambahkan bahwa sektor manufaktur melemah paling banyak. Sedangkan industri primer tumbuh 2,2%, sementara pertumbuhan di industri jasa melambat menjadi 0,5%.

Pemerintahan Perdana Menteri Ardern saat ini dikecam oleh para kritikus karena tindakan populis yang digulirkan pada tahun pertamanya di kantor, dengan kepercayaan bisnis mengambil hit dan mempromosikan peringatan dari ekonom memperluas risiko terhadap pertumbuhan.

Ardern menaikkan upah minimum, membatasi pembangunan rumah asing, menahan imigrasi dan mengatakan akan memperkenalkan anggaran kesejahteraan tahun depan. Meskipun bisnis jauh lebih pesimis pada bulan Desember daripada di bulan sebelumnya, kepercayaan perusahaan telah turun sejak Ardern mengambil alih kekuasaan.

Departemen Keuangan Selandia Baru minggu lalu memangkas proyeksi pertumbuhan negara untuk 2019 karena memperingatkan risiko dari gesekan perdagangan global dan melambatnya imigrasi.




TERBARU

[X]
×