kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,11   -0,53   -0.06%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor tambang diramal bangkit lagi pada akhir September


Senin, 03 September 2018 / 18:42 WIB
Sektor tambang diramal bangkit lagi pada akhir September
ILUSTRASI. Tambang Batubara PT Adaro Indonesia Tbk


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor tambang sempat menjadi jawara di bursa efek tahun ini. Kinerja sektor saham ini meroket terdorong kenaikan harga komoditas.Tapi di Agustus lalu, harga saham-saham tambang merosot. Indeks saham tambang bahkan mencetak kinerja paling buruk, merosot 5,15% sepanjang Agustus.

Tercatat, ada sepuluh saham yang mengalami penurunan pada bulan lalu di antaranya:

1. PT Citata Tbk (CTTH) yang sahamnya turun sebesar 25,21%.
2. PT Atlas Resources Tbk (ARII) yang turun sebesar 23,92%
3. PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) yang turun sebesar 20,02%
4. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) yang turun sebesar 19,84%
5. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) yang turun sebesar 14,77%
6. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 13,04%
7. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) turun 12,07%
8. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang turun 12,12%
9. PT Mitra Investindo Tbk (MITI) turun sebesar 11,96%.
10. PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang mengalami penurunan harga sebesar 11,72%.

Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo mengatakan, penurunan harga saham-saham pertambangan tersebut hanya dipengaruhi oleh faktor teknikal dan fundamental saja. “Sedangkan 'bandarmologi' tidak ada dalam pendekatan pasar sejauh ini,” terangnya, Senin (3/9).

Ia lalu menambahkan bahwa pelemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang belum mampu secara prima di atas angka 6.000 menyebabkan pasar cenderung membatasi transaksi.

“Hal ini tentu mempengaruhi sektor pertambangan yang sempat menjadi jawara di bursa tahun ini terkoreksi. Ini hal yang wajar karena harga saham-sahamnya sudah mahal disertai kondisi indeks yang fluktuatif atau belum stabil,” ungkapnya.

Namun, Lucky bilang penurunan tersebut hanya berlaku sementara. “Sektor pertambangan hanya mengalami koreksi di jangka pendek, namun di akhir bulan September nanti akan menjadi momentum bagi emiten sektor pertambangan untuk mengalami kebangkitan,” imbuhnya.

Sentimen positif dari sektor pertambangan didorong oleh menguatnya harga minyak dunia yang saat ini menguji level US$ 70 per barel. “Pada pembukaan pasar pagi ini harga minyak dunia dibuka di level 69 US$ dollar per barel menjelaskan bahwa peluang pertambangan untuk menguat di masa mendatang masih dapat dialami,” tandasnya.

Oleh sebab itu, Lucky merekomendasikan saham HRUM, MEDC, ESSA dan INCO. “Ini adalah saham-saham pilihan saya sebab secara fundamental dan teknikal masih menarik. Target harga rata-rata di jangka menengah hingga jangka panjang naik menjadi 6%” tambahnya.

Sekadar info, pada akhir perdagangan hari ini harga saham HRUM turun 1,17% ke level Rp 2.530 per saham. Sedangkan saham MEDC turun 1,15% ke level Rp 860 per saham.

Adapun saham ESSA turun 0,91% ke level Rp 218 per saham. Lalu saham INCO turun 6,32% ke level 3.560 per saham.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×