kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak prediksi IHSG pekan depan versi dua analis ini


Jumat, 28 Juni 2019 / 20:17 WIB
Simak prediksi IHSG pekan depan versi dua analis ini


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis sebesar 0,09% ke level 6.358,629, Jumat (28/6). Penguatan indeks diprediksi bakal berlanjut pada perdagangan pekan depan.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi, hingga Senin (1/7) proyeksi IHSG masih akan menguat dengan rentan antara 6.330-6.370. Faktor yang mempengaruhi pergerakan positif ini ialah adanya Jokowi Effect.

Menyusul putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atas gugatan sengketa pemilihan presiden (pilpres). Keputusan ini sekaligus menegaskan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin sebagai presiden terpilih berdasarkan perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sementara, analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna D Setiawan memprediksi IHSG masih akan terus berkonsolidasi dan berada di dalam range 6.300-6.390. Krishna berpendapat, Jokowi Effect yang sedang terjadi di pasar cukup mempengaruhi pergerakan IHSG.

“Hal ini dibuktikan dengan ditutupnya IHSG hari ini dalam kondisi menguat sementara di pasar global Indeks ditutup melemah,” ujarnya.

Meski demikian, pasar masih harus berhati-hati dengan dampak keputusan dari pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump yang akan digelar pada Sabtu (29/6).

William Hartato memprediksikan akan terjadi penurunan di bursa global jika seandainya kesepakatan damai antara Jinping dan Trump tidak tercapai. Kendati demikian, menurut William hal ini tidak akan berpengaruh banyak bagi kondisi IHSG berkat adanya Jokowi Effect dan peluang aksi window dressing memasuki semester 2.

Berbeda dengan William, Krishna D setiawan menyampaikan, peran Jokowi Effect tidak serta merta mampu mendongkrak IHSG. Ia melihat jika perjanjian damai antara Jinping dan Trump tidak tercapai, tetap ada kemungkinan IHSG akan jatuh.

“Jokowi Effect iya, tapi tidak mendongkrak jauh. Kalau misalnya damai pun tetap ada kemungkinan terkoreksi tapi koreksinya masih sehat. Kalau tidak jadi damai, terkoreksinya bakal jadi long term,” ujar Krishna kepada Kontan.co.id.

Adapun saham-saham yang layak diakumulasikan menurut William antara lain KIJA, WIKA, BBRI, BBNI, ADHI, WEGE, CTRA dan BEST. Saham-saham tersebut layak diakumulasikan karena menguat secara teknis dan terdapat akumulasi asing yang tinggi yang menunjukkan adanya minat asing terhadap saham-saham ini sehingga berpotensi naik. Net foreign buy sendiri hari ini mencapai nilai Rp 9,22 Triliun.

Krishna juga berpendapat sama. Menurutnya saham-saham yang layak diakumulasikan Senin diantara saham-saham dari sektor perbankan yang disebabkan penurunan suku bung bank sentral yang akan berdampak pada penurunan suku bunga kredit.

Dengan adanya penurunan suku bunga kredit, secara otomatis akan menambah pemasukan perusahaan yang kemudian akan berdampak pada fundamental perusahaan.

Selain saham-saham perbankan, Krishna juga memprediksi saham – saham properti layak untuk diakumulasikan sehubungan adanya kebijakan penurunan suku bunga properti yang dibuat oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×