kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak sembilan emiten BUMN yang membagi dividen bulan ini


Minggu, 26 Mei 2019 / 15:26 WIB
Simak sembilan emiten BUMN yang membagi dividen bulan ini


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar laporan keuangan perusahaan tahun buku 2018 sudah disahkan. Hal itu seiring dengan terselenggaranya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan-perusahaan yang jatuh sepanjang bulan April-Mei 2019 ini. Beberapa perusahaan mencatatkan kinerja yang memuaskan sehingga dapat mengalokasikan sebagian labanya menjadi dividen untuk para investor.

Sepanjang Mei itu pula beberapa perusahaan mencairkan dividennya bagi para investor, termasuk perusahaan-perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari sektor pertambangan ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Lalu dari sektor konstruksi, properti serta penyokongnya ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) dan juga ada PT PP Properti Tbk (PPRO). Sedangkan yang lainnya datang dari sektor pengelola jalan tol dan kesehatan yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, selama tahun 2018 lalu perusahaan-perusahaan itu mengalami perkembangan kinerja. Hal itu tampak dari laba perusahaan yang bertumbuh bila dibanding tahun sebelumnya. Sehingga pertumbuhan laba itu juga mengerek alokasi dividen bagi para investor.

ANTM misalnya mencatatkan pertumbuhan laba tertinggi di antara emiten yang telah disebutkan yakni sebesar Rp 874, 42 miliar sepanjang 2018. Kenaikannya mencapai 540,6% dari laba sebelumnya sebesar Rp 136, 50 miliar. Alokasi laba untuk dividennya pun meningkat dari Rp 48 miliar menjadi Rp 306,5 miliar. Sehingga pada tahun ini, para investor ANTM berhak mendapat dividen sebesar Rp 12,74 per saham.

PGAS yang mencatatkan pertumbuhan laba serta dividen yang cukup signifikan. Tahun ini PGAS membagikan dividen sebesar Rp 1,38 triliun atau Rp 56,99 per saham. Jumlah itu naik, mengingat dividen yang dibagikan tahun lalu sebesar Rp 766, 27 miliar atau Rp 31, 66 per saham.

Laba PGAS juga mengalami kenaikan sebesar 54,89% dari US$ 196.40 juta menjadi US$ 304.99 juta. Dengan nilai konversi kurs rupiah terhadap dollar AS pada laporan keuangan sebesar Rp 14.481, maka total laba PGAS sendiri mencapai Rp 4,41 triliun.

Kenaikan alokasi dividen yang disokong oleh kenaikan laba juga dapat ditemui dari perusahaan beton WSBP. Setelah membagikan dividen sebesar Rp 500 miliar atau Rp 12,04 per saham pada tahun lalu, dividen WSBP pada tahun ini naik. Anak perusahaan Waskita Karya ini menebar dividen sebesar Rp 551 miliar atau Rp 22,5 per saham. Kenaikan dividen itu juga didukung pertumbuhan laba sebesar 10% dari Rp 1 triliun menjadi Rp 1,10 triliun pada tahun lalu.

TINS juga membagikan dividen lebih tinggi kepada para investornya. Kali ini duit sebesar Rp 185, 97 miliar disebar bagi para pemegang saham. Dengan begitu investor perusahaan timah ini berhak mendapatkan cuan sebesar Rp 24, 97 per saham.

Jumlah itu naik dari tahun lalu dimana alokasi dividen TINS hanya sebesar Rp 175 miliar atau sebesar Rp 23,61 per saham. Itu karena laba TINS juga mengalami kenaikan dari Rp Rp 502,43 miliar menjadi Rp 531, 35 miliar atau sebesar 5,75%.

Alokasi dividen PTBA juga mengalami kenaikan 12,30% pada tahun ini. Tahun lalu PTBA mengalokasikan laba sebagai dividen sebesar Rp 3,35 triliun atau Rp 285, 50 per saham. Sedangkan tahun ini laba yang dialokasikan menjadi dividen mencapai Rp 3, 76 triliun atau Rp 339, 63 per saham. Sama seperti emiten sebelumnya, kenaikan dividen itu juga didorong oleh kenaikan labanya. Selama 2018, laba PTBA tercatat sebesar Rp 5,02 miliar atau Rp 4,47 miliar.

Tren kenaikan dividen juga ditunjukkan oleh anak perusahaan PTPP yaitu PPRO. Kali ini perusahaan tersebut membagikan dividen sebesar Rp 94 miliar atau sebesar Rp 1,53 per saham. Tahun lalu, alokasi dividen perusahaan PPRO hanya Rp 88 miliar atau Rp 1,44 per saham. Kenaikan itu juga disokong oleh kenaikan laba perusahaan dari Rp 444, 67 miliar menjadi Rp 471, 25 miliar atau sebesar 5, 97%.

Meski begitu, tak semua perusahaan yang mengalami kenaikan laba lantas menaikkan pula alokasi dividennya. Hal itu dilakukan oleh beberapa perusahaan seperti perusahaan dari sektor konstruksi milik negara WIKA. Meski kenaikan labanya tercatat lumayan besar yakni 44,16% dari Rp 1,73 triliun menjadi Rp 1,20 triliun, WIKA memilih menurunkan porsi dividennya.

Setelah pada tahun lalu WIKA mengalokasikan dividen sebesar Rp 346, 05 miliar atau Rp 38, 60 per saham tahun ini jumlahnya turun. WIKA hanya mengalokasikan dividen sebesar Rp 240, 41 miliar atau Rp 26, 82 per saham.

Sama seperti WIKA, KAEF juga memilih untuk mengurangi porsi dividennya meski mengalami pertumbuhan laba. Tahun ini, KAEF hanya mengalokasikan dividen sebesar Rp 83,19 miliar atau sebesar Rp 14,98 per saham. Padahal tahun lalu, alokasi dividen KAEF mencapai Rp 99, 5 miliar atau sebesar Rp 17,6 per saham.

Sama seperti WIKA dan KAEF, JSMR juga memilih mengurangi dividennya. Memang laba JSMR stabil di angka Rp 2,20 triliun seperti tahun lalu. Namun, laba bagi para investornya pada tahun ini hanya Rp 330, 39 miliar atau sebesar Rp 45 per saham. Padahal di tahun lalu, dividen JSMR tercatat sebesar Rp 400 miliar atau sebesar Rp 78,09 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×