kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Start up Kedai Sayur raih pendanaan tahap awal US$ 1,3 juta dari East Venture dkk


Senin, 27 Mei 2019 / 14:54 WIB
Start up Kedai Sayur raih pendanaan tahap awal US$ 1,3 juta dari East Venture dkk


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Start up Kedai Sayur mengumumkan telah meraih pendanaan tahap awal sebesar US$ 1,3 juta atau setara Rp 17,3 miliar yang dipimpin oleh East Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat Kedai Sayur dalam merekrut pedagang sayur sebagai mitranya.

Kedai Sayur didirikan pada akhir tahun 2018 dengan misi untuk memberikan pedagang sayur produk dagangan dengan kualitas dan harga terbaik di pasarnya. Perusahaan ini didirikan oleh mantan Deputy Director of Business Process dan IT Triputra Group, Adrian Hernanto, beserta kedua rekannya, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian.

Setiap harinya, masyarakat Indonesia mengonsumsi berbagai produk segar seperti sayuran, buah, daging, dan ikan. Pada tahun 2017 saja, jumlah konsumsi produk segar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya diperkirakan mencapai US$ 8,4 miliar atau setara Rp 120,9 triliun. Hingga hari ini, hampir seluruh produk segar tersebut dijual dan didistribusikan dengan mengandalkan pedagang keliling yang lebih dikenal dengan sebutan tukang sayur.

Di Indonesia sendiri, terdapat dua tipe pedagang sayur. Yang pertama adalah pedagang sayur yang memiliki kios dan yang kedua adalah tukang sayur keliling dengan gerobak yang ditarik oleh tangan atau menggunakan sepeda.

Meskipun masyarakat sangat mengandalkan tukang sayur keliling dalam memenuhi kebutuhan dapur mereka, para pedagang mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang berkualitas tinggi dengan harga terbaik dari satu sumber. Perjalanan produk segar sendiri untuk sampai ke tangan tukang sayur sangatlah panjang. Dimulai dari para petani yang mengumpulkan hasil panen mereka ke pengepul.

Setelah melewati beberapa tangan pengepul, hasil panen tiba di pasar induk dan disebarkan ke beberapa pedagang lainnya. Selanjutnya, tukang sayur akan pergi ke pasar induk setiap hari saat tengah malam untuk membeli produk jualan mereka untuk kemudian diperjualkan lagi kepada warga perumahan sekitarnya. 

Proses yang panjang ini membuat tukang sayur sulit menemukan produk segar dengan mudah dan cepat. Terlebih lagi, harga pokok sayur menjadi berlipat-ganda dan menekan keuntungan tukang sayur.

Kedai Sayur mengatasi masalah ini melalui kerja sama dengan beberapa petani dan mitra lainnya secara langsung untuk pemilihan produk segar dan distribusi. Tukang sayur yang bergabung sebagai Mitra Sayur dapat mengakses produk segar berkualitas dengan harga terbaik hanya dalam satu sentuhan jari saja melalui aplikasi Kedai Sayur. 

Produk tersebut nantinya dapat diambil Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat dengan mereka.

Kedai Sayur juga menawarkan Mitra Sayur sebuah kendaraan distribusi jenis baru yang disebut Si Komo atau Kedai on Mobile. Kendaraan ini memungkinkan Mitra Sayur untuk menjangkau pelanggan mereka dengan lebih efisien dan membawa lebih banyak produk sekaligus. 

Dengan design yang unik, kendaraan ini juga dapat dialih-fungsikan untuk layanan lainnya seperti pengantaran paket ataupun menjual makanan. Hal ini memungkinkan Mitra Sayur untuk mendapatkan pendapatan tambahan setelah selesai menjual produk segar mereka hari itu. 

Kedai Sayur juga menawarkan program pembiayaan bagi Mitra Sayur yang ingin mendapatkan Si Komo namun mengalami keterbatasan dana.

“Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dengan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan," ujar Adrian Hernanto, CEO dari Kedai Sayur dalam keterangan tertulis, Senin (27/5).

Adrian menyebut hingga saat ini, Kedai Sayur telah memiliki 2.000 mitra bergabung di area Jakarta dan terus meningkat hingga 60% setiap bulannya. Adapun 80% mitra secara aktif menjual produk mereka dan pertumbuhan total nilai penjualan barang (GMV) Kedai Sayur mencapai lima kali lipat dalam empat bulan terakhir.

Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures menceritakan, pedagang sayur keliling kemungkinan sudah ada sejak ratusan tahun lalu dari zaman penjajahan di Indonesia. Menariknya, pedagang sayur keliling masih bertahan hingga sekarang di lingkungan modern ini, bersanding dengan supermarket dan toko kelontong lainnya yang bertumbuh dengan cepat. 

Meski demikian, pedagang keliling merupakan cara ternyaman bagi konsumen untuk mendapatkan kebutuhan hariannya.

“Kedai Sayur seiring dengan dua hipotesis East Ventures. Yang pertama adalah inklusi teknologi untuk pedagang yang kurang terlayani dalam mengakses teknologi dan kedua, meningkatkan rantai pasokan di Indonesia," pungkas Willson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×