kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Talenan pun bisa mejeng di dinding rumah


Senin, 05 September 2016 / 15:39 WIB
Talenan pun bisa mejeng di dinding rumah


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: S.S. Kurniawan

Bagi sebagian orang, dekorasi menjadi elemen penting dalam mempercantik rumah. Maklum, rumah adalah tempat untuk melepas penat setelah padat beraktivitas seharian di luar rumah.

Buat pekerja kantoran, rumah adalah tempat istirahat untuk mengisi kembali energi. Sedangkan bagi wiraswasta atau pekerja lepas, rumah bisa jadi sumber inspirasi.

Tak pelak, hiasan dinding jadi buruan para pecinta dekorasi ini, termasuk talenan. Kini, barang yang awalnya berfungsi sebagai alas potong sayuran di dapur itu bisa berubah menjadi karya seni ber nilai jual tinggi.

Asalkan bisa membuat kreasi, talenan jadi hiasan dinding beraneka warna yang menarik. Seperti Citra Sebayang, lewat akun media sosial Instagram @Kreasibugusti.

Citra menjual aneka produk talenan bergambar dan berwarna cerah lengkap dengan gantungannya. Citra bilang, awalnya tak sengaja membuat hiasan dinding dari talenan, karena terinspirasi dari gambar yang ada di Pinterest.

Setelah dia unggah ke akun media sosial Instagram, ternyata banyak kawan yang minat dengan kreasi tersebut. “Awalnya buat koleksi sendiri, ternyata pada suka jadi saya buat enam, ternyata langsung habis,” kata Citra.

Melihat permintaan cukup besar, Citra pun membuat lebih banyak talenan hias. Ia pun mulai mendesain talenan dengan teknik decoupage sebanyak empat lusin. Hasilnya, laris manis.

Teknik decoupage adalah seni dekorasi dengan menempelkan kertas tissue pada permukaan sebuah benda. Setelah menempel, kertas dicat menggunakan cat khusus kemudian diberi pelitur agar mengkilat dan terkesan menyatu dengan benda tersebut.

Tak sulit membuat kreasi dengan cara decoupage. Walau tak punya keterampilan bidang seni dan desain, asal telaten dan sabar, Anda bisa membuat produk dekorasi dinding ini.

Citra bilang, dalam sehari bisa membuat 10 kreasi menggunakan teknik decoupage. Citra menjual satu talenan decoupage seharga Rp 30.000-Rp 40.000.

Walau dijual murah, sebenarnya bahan baku pembuatan decoupage cenderung mahal. Sebagai gambaran, bahan untuk menempelkan kertas pada media kayu berikut bahan varnish dalam kemasan kecil ukuran 950 ml dijual seharga Rp 225.000.

Padahal, dalam sekali pembuatan decoupage memerlukan berkali-kali proses pelitur jika ingin hasil sempurna. Satu kertas, bisa dilapisi sekitar 4 sampai 5 kali. “Satu tube ukuran kecil itu mungkin bisa untuk buat 60-70 talenan, tergantung seberapa irit yang buat,” sebut Citra.

Lain halnya dengan talenan lukis yang harganya lebih mahal. Walau harga bahan bakunya lebih murah, proses pengerjaannya membutuhkan kreativitas tinggi.

Ini yang membuat harga jual varian tersebut lebih mahal. Satu talenan lukis berkisar Rp 60.000 – Rp 70.000.

Dalam satu minggu, Citra mampu menjual puluhan talenan. “Pernah membuat 36 talenan enggak sampai satu hari. Malamnya saya upload, paginya sudah sold,” katanya.

Namun talenan lukis tak punya nilai koleksi seperti talenan decoupage karena bisa dibuat berseri. Misalnya tema cinta dengan tiga jenis gambar berbeda, bunga dengan gaya shabby chic, atau seri kutipan kata-kata bijak dan motivasi.

Berbeda dengan Novita Kartika Pambudi yang sejak pertengahan tahun lalu mulai membuat kreasi talenan lukis berdasarkan pesanan. Melihat geliat bisnis di industri kerajinan tangan semakin tumbuh, Novita tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendulang pendapatan.

Ovi, begitu dia biasa disapa, menerima pesanan kostum dari para pembeli lewat akun Instagram @Crafternity. Kebanyakan pelanggannya memesan untuk hadiah wisuda, pertunangan,  dan pernikahan.

Satu talenan lukis buatan Ovi berkisar Rp 30.000-Rp 50.000. Meski terbilang murah, margin yang Ovi kantongi cukup tebal. Dari satu buah kreasi talenan ini bisa untung Rp 25.000-Rp 35.000.

Tapi angka tersebut berfluktuasi tergantung harga talenan di pasaran. Ovi memang masih membeli talenan secara eceran di sebuah pasar di sekitaran Yogyakarta.

Pertimbangannya, pesanan masuk per minggu sekitar 20- 25 talenan. Sehingga membeli eceran lebih efesien ketimbang pesan dalam jumlah banyak langsung kepada tukang kayu.

Selain itu, bisa bebas menentukan kayu mana yang ingin dipakai untuk bahan kreasi. Hanya, terkadang jika pesanan sedang penuh, metode belanja cara ini membuat Ovi harus bergerilya untuk mendapat talenan berkualitas di sejumlah pasar.

Memilih bahan baku

Jika Anda tertarik menjajal usaha ini, kayu menjadi bahan terpenting yang kudu diperhatikan agar produk laku di pasaran. Pilihlah kayu dengan serat rapat karena akan teraplikasi dengan baik pada teknik decoupage maupun lukis.

Jika talenan berserat rapat, teknik decoupage akan menempel dan menyatu dengan sempurna. Begitu juga dengan teknik lukis, cat akan merekat kuat tapi tidak rembes ke dalam serat kayu.

Ovi mengutarakan tak sulit memilih kayu berkualitas baik, cukup sentuh permukaannya dan ukur beratnya. Umumnya kayu berserat rapat lebih berat.

Serat rapat ini juga memiliki permukaan yang halus, sehingga memudahkan saat aplikasi lukis. “Untuk kayu, saya biasanya pakai pinus, bukan kayu medium density board atau MDF yang biasa dijual di toko kerajinan tangan,” jelasnya.

Tapi beberapa pembuat seni dekorasi decoupage menggunakan kayu jenis MDF karena permukaan lebih halus dari talenan kayu biasa yang dijual di pasar-pasar. Cuma, dengan kayu MDF motif dan kesan kayu akan hilang jika mengaplikasikan teknik decoupage dan lukis.

Alhasil kesan vintage dan nilai seni tak terlalu kental. Maklum, tak ada serat kayu yang nampak menyembul dari balik cat.

Walau kayu berserat rapat punya permukaan halus, membuat kerajinan hiasan dinding kayu dengan decoupage juga tetap membutuhkan ketelitian. Menurut Citra beberapa orang ada yang membuat decoupage tapi tak rapi karena kertas dan tissue tak melekat sempurna karena menggelembung.

Soal pemilihan cat juga tak bisa sembarangan. Ovi menyebut, cat akrilik adalah cat yang paling baik untuk proses lukis di atas kayu talenan. Sebab, pelukis bisa menyesuaikan kadar air dari kebutuhan.

Cat akrilik ini pada dasarnya tidak terlalu membutuhkan zat pelarut dalam penggunaannya. Namun tetap bisa larut dengan media air.

Kelebihan cat jenis ini adalah sifatnya mudah larut, sehingga Anda tak perlu takut menimpa warna sebelumnya dengan warna lain. Selain itu, cat akrilik lebih cepat kering, berbeda dengan cat minyak yang cenderung lama.

Namun, jika Anda tak begitu familiar dengan cat karena harus piawai menggunakan kuas, Anda bisa melukis menggunakan spidol atau permanen marker dengan ujung yang kecil agar karakternya lebih detail.

Nah, hal terpenting dalam proses pembuatan seni talenan lukis dan decoupage adalah proses finishing. Agar kayu tahan lama dan tak berjamur, baiknya Anda melapisi seluruh permukaan talenan dengan cat clear atau varnish. Cat ini juga bisa membuat warna lebih cerah.

Bicara soal motif dan desain, Citra menuturkan, kertas tipis jenis servietten untuk seni decoupage ini sudah banyak berbedar di pasar Indonesia. Motifnya beragam mulai dari bunga sampai gedung.

Tapi agar produknya unik dan eksklusif, Citra tak menggunakan kertas servietten yang sudah jadi.

Ia mencetak gambar dari Internet dengan sedikit modifikasi agar eksklusif karena hanya dia yang menjual dengan motif dan desain tersebut. Maklum, Citra tidak menerima pesanan custom.

Semua desain yang di buat berdasarkan minat, intuisi dan seleranya. Maka tak heran kalau banyak pembeli yang harus menunggu lantaran tak kebagian. Dalam seminggu, sedikitnya ada 50 pembeli yang sudah antre menanti kapan Citra mengunggah desain dan motif anyarnya.

Tak ayal, dalam beberapa jam produknya sudah ludes terjual. “Saya enggak bisa terima banyak pesanan karena ini, kan, desain, dan soal rasa. Kalau dikejar banyak pesanan, hasilnya bisa kurang bagus akibat saya tertekan. Jadi saya buat apa yang saya sedang ingin buat,”  ucap Citra.

Berbeda dengan Novita  yang mengandalkan pesanan custom dari para pembelinya. Biasanya, pembeli Crafternity memesan untuk hadiah pada momentum spesial seperti wisuda, ulang tahun pernikahan atau souvenir.

Dalam sepekan, Ovi sanggup memproduksi 20 talenan lukis. Umumnya ia mendesain sesuai dengan permintaan klien yang sudah melihat portofolionya lewat akun Instagram.

Agar pembeli tak jenuh dengan karyanya, dalam dua minggu sekali Ovi memperbarui desain. Kalau pesanan sedang membludak, Ovi akan menyimpan desain itu untuk minggu berikutnya. Sebab, waktu akan habis tersita saat membuat aneka pesanan talenan. 

Berhubung mayoritas pesanan di Crafternity bersifat custom, Ovi menambahkan, ide dan inspirasi desain bisa datang dari para pelanggan yang membuat sketsa sendiri. Ya, bisa berupa lukisan wajah atau tipografi bertuliskan nama dan ucapan selamat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×