kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,59   7,24   0.78%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan pertumbuhan pendapatan lebih tinggi, ini strategi KMI Wire (KBLI) pada 2019


Minggu, 09 Juni 2019 / 13:57 WIB
Targetkan pertumbuhan pendapatan lebih tinggi, ini strategi KMI Wire (KBLI) pada 2019


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pemerintah masih akan terus merealisasikan proyek penyediaan kapasitas listrik sebesar 35.000 megawatt (MW), namun salah satu perusahaan kabel PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) enggan terlalu bergantung pada mega proyek tersebut. Hal itu dilakukan demi terealisasinya target pertumbuhan pendapatan dan laba pada tahun ini. 

“Kami menargetkan bisa lebih tinggi 17% dari tahun lalu. Syukur bila lebih. Makanya kami tidak mau bergantung pada beberapa sektor saja,” kata Sekretaris Perusahaan KBLI Made Yudana, Rabu (29/5).

Demi dapat menyokong kinerja dan merealisasikan proyeksi itu, KBLI sudah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 147 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 10 miliar sudah terealisasikan sepanjang kuartal I-2019. “Untuk meningkatkan kapasitas mesin dan pengadaan peralatan,” kata Made singkat.

Selain itu pada bulan Maret lalu, KBLI juga mendapatkan pinjaman Rp 1 triliun dan treasury line US$ 10 juta dari Bank Mandiri (BMRI). Pemberitaan Kontan.co.id menyebutkan, pinjaman itu akan digunakan untuk modal kerja perusahaan.

Tak sekadar menadah proyek pemerintah, Made mengaku perusahaannya terus aktif mengikuti tender-tender pengadaan kabel. Hal itu dilakukan agar laju usaha perusahaan dapat terus berkesinambungan. Usaha tersebut wajar lantaran hampir separuh dari total pendapatan perusahaan tahun ini disumbang dari proyek PLN. “Sekitar 50%-55% disumbang dari proyek transmisi, distribusi, hingga unit bisnis,” jelas Made.

Made menambahkan, perusahaannya juga secara aktif berpartisipasi dalam berbagai gelaran expo. Tak hanya dari dalam negeri, KBLI juga mengincar pengadaan dari manca negara melalui perhelatan-perhelatan tersebut. “Kami tak targetkan angka secara spesifik. Baik dari lokal maupun internasional sebisa mungkin kami gaet,” katanya. 

Disamping terus mengincar proyek dan tender, KBLI sendiri ia sebut akan terus meningkatkan efisiensi baik dari faktor produksi maupun non-produksi.

Sepanjang triwulan pertama 2019, KBLI telah membukukan pendapatan sebesar Rp 1,02 triliun. Made menyebut, 50% dari penjualan di periode itu disumbang sektor swasta. “PLN sebesar 48%. Sedangkan 2% lainnya ekspor,” kata Made. Asal tahu, jumlah pendapatan itu naik 15% dari pendapatan di kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 883, 08 miliar.

Pertumbuhan signifikan juga tampak dari laba KBLI. Tercatat, selama kuartal I lalu laba yang berhasil dibukukan perusahaan mencapai Rp 114, 98 miliar. Angka itu tumbuh hampir 200% dari laba di kuartal I tahun lalu yang hanya sebesar Rp 38, 39 miliar. Raihan itu, Made sebut sudah sesuai dengan target perusahaan yang dicanangkan pada tahun ini.

Selain itu, perusahaan kabel seperti KBLI tak dimungkiri juga masih harus berhadapan dengan permasalahan harga bahan baku. Meski secara tren harga bahan baku utama kabel yakni tembaga mengalami penurunan, namun beban bahan baku KBLI di kuartal I lalu mengalami peningkatan secara year on year (yoy). 

Per 31 Maret 2019 lalu, beban bahan baku KBLI mencapai Rp 780,78 miliar. Naik sebesar 19,53% dari Rp 653,18 miliar. 

Made menjelaskan hal tersebut terjadi seiring dengan peningkatan permintaan serta produksi kabel KBLI. 

“Betul memang harga bahan baku turun tetapi beban penjualan yang meningkat sebesar 16% juga praktis akan menaikkan beban bahan baku kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×