kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga emiten telekomunikasi kompak menguat karena kebijakan IMEI


Rabu, 10 Juli 2019 / 18:35 WIB
Tiga emiten telekomunikasi kompak menguat karena kebijakan IMEI


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga saham emiten telekomunikasi kompak menguat. Analis menilai hal tersebut karena adanya angin segar terkait pembatasan ponsel ilegal melalui validasi database nomor identitas asli ponsel atau International Mobil Equipment Identity (IMEI).

Rencana pembatasan ponsel ilegal ini akan diterbitkan pada 17 Agustus 2019 mendatang dengan mengatur verifikasi dan nomor identitas asli ponsel melalui IMEI. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi selular dan menghilangkan ponsel black market dari pasar domestik.

Baca Juga: Membendung ponsel ilegal melalui sistem validasi IMEI

Nyatanya regulasi ini memberikan katalis positif bagi ketiga emiten telekomunikasi seperti PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Global Teleshop Tbk (GLOB). Kabar tersebut membuat ketiga saham itu menghijau pada akhir perdagangan Rabu (10/7).

Saham ERAA ditutup menguat hingga 140 poin atau 7,14% ke level Rp 2.100 per saham. Kemudian GLOB juga menguat 22,86% atau 80 poin ke level Rp 430 per saham. Dan saham TRIO yang terus hijau dalam sepekan dan ditutup naik 34,97% atau 57 poin ke level Rp 220 per saham.

Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan secara sentimen memang sangat baik untuk emiten telekomunikasi pada perdagangan hari ini karena masyarakat akan membeli handphone lewat jalur resmi. Namun tetap ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan investor untuk ke depannya.

Baca Juga: Pemerintah kontrol IMEI ponsel untuk perangi black market

“Pertimbangan pertama apakah pemerintah akan diberlakukan secara tegas mengingat masih banyak pro kontra,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/7).

Menurut Wawan pertimbangan lainnya adalah persaingan yang sengit antara ketiga emiten dengan penjual handphone resmi lainnya, sehingga investor harus kembali melihat fundamental masing-masing emiten terutama TRIO.

Kondisi TRIO yang membukukan rugi bersih dan menyusutnya pendapatan secara signifikan perlu jadi bahan pertimbangan bagi investor. Apalagi TRIO mengakui sedang kekurangan arus kas untuk aktivitas operasinya dan masih dalam tahap penjajakan kepada tujuh bank. Melihat kondisinya saat ini yang rugi membuat TRIO tidak bankable.

Baca Juga: Validasi IMEI untuk tangkal ponsel impor ilegal akan segera berlaku

Analis Oso Sekuritas, Sukarno Alatas menyatakan walaupun kondisi saat ini minus regulasi IMEI bisa jadi alasan saham TRIO untuk dikoleksi. “Namun melihat pergerakannya yang tidak wajar di tengah kondisi fundamentalnya yang kurang baik kemungkinannya saham TRIO hanya pergerakan bandar saja,” jelasnya.

Melansir data dari RTI sore ini, kinerja saham TRIO dalam sepekan naik 340% dan harganya terus menanjak. Menurut Sukarno dengan kondisi saham publiknya hanya 8,69% dan kapitalisasi pasar yang sempit cukup dengan Rp 57,5 miliar atau 50% dari seluruh saham yang disetor ke publik sudah bisa memainkan saham hingga melejit seperti saat ini.

Menurut Sukarno investor awam harus berhati-hati dan jangan terjebak dengan pergerakan saham TRIO sekarang. Kendati demikian dengan adanya katalis positif dari kebijakan IMEI investor bisa buy di target harga Rp 270.

Sementara Wawan juga merekomendasikan buy untuk saham ERAA di target harga Rp 2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×