Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel terus mencatat penurunan. Harga logam industri ini ikut terseret sentimen buruk dari perang dagang yang memanas antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hingga akhir tahun, layaknya komoditas lain pada umumnya, harga nikel masih akan berada di bawah payung bearish dan sulit terangkat naik.
Secara teknikal, Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto, melihat, harga nikel saat ini bergerak di bawah garis Moving Average (MA) 50, MA 100, maupun MA 200. Indikator MACD juga berada di area negatif pada level -297 sehingga menegaskan tren bearish pada harga nikel.
Begitu juga dengan indikator RSI 14 yang memberi sinyal jual pada level 38. Sementara, indikator Stochastic menunjukkan indikasi overbought pada level 80,8.
Dilihat dari rangkaian indikator teknikal, harga nikel besok masih berpeluang melanjutkan koreksi. "Tren masih bearish, mungkin sampai akhir tahun. Kecuali ada sentimen fundamental dari sisi produksi yang sangat signifikan, harus luar biasa sekali," ujar Andri, Selasa (18/9).
Andri memperkirakan harga bergerak dalam kisaran US$ 12.170 - US$ 12.220 per metrik ton. Adapun, sepekan ke depan, ia memprediksi harga nikel berada dalam rentang US$ 12,070 - US$ 12,300 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
