kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trinitan Metals & Minerals (PURE) sambut baik wacana investasi Tesla di Indonesia


Jumat, 09 Oktober 2020 / 07:37 WIB
Trinitan Metals & Minerals (PURE) sambut baik wacana investasi Tesla di Indonesia
ILUSTRASI. Aktivitas pengolahan mineral berteknologi hidrometalurgi oleh PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (PURE) menyambut baik wacana investasi Tesla Inc. di Indonesia. Dilansir dari Reuters pada Senin (5/10), Tesla dikabarkan sedang melakukan pembicaraan awal dengan pemerintah Indonesia terkait potensi investasi dari produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) tersebut di Indonesia.

Sebagai informasi, PURE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan, dan eksplorasi tambang.

Salah satu pengembangan yang dilakukan oleh PURE adalah memanfaatkan teknologi Hidrometalurgi Step Temparature Acid Leach (STAL) di Indonesia untuk melakukan proses pemurnian berlapis, sehingga menghasilkan limbah padat yang sangat minim serta penggunaan air dan energi yang minimal.

Baca Juga: Elon Musk: Tesla masih bisa mencapai target produksi 500.000 kendaraan tahun ini

Direktur Utama Trinitan Metals & Minerals Petrus Tjandra menyampaikan, teknologi hidrometalurgi STAL yang dimiliki PURE dapat diaplikasikan untuk mendukung investasi Tesla di Indonesia.

“STAL mampu menghasilkan produk nikel 99,96% (LME Grade) serta produk nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4) battery grade yang dapat digunakan oleh para produsen baterai lithium ion,” ujar Petrus Tjandra dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, kemarin (8/10).

Saat ini, PURE juga tengah mengembangkan skema mine-mouth leaching plant dalam bekerja sama dengan para penambang nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Dalam hal ini, para penambang akan membangun leaching plant di setiap mulut tambang nikel milik mereka.

Menurut Petrus Tjandra, leaching plant ini akan mengolah bijih nikel laterit milik penambang menjadi produk Crude Mix Hydroxide Precipitate (MHP) dan Mix Sulphide Presipitate (MSP) dengan kadar nikel sekitar 24%--40% yang kemudian akan diolah PURE untuk menjadi nikel 99,96% serta nikel sulfat dan kobalt sulfat.

“Skema ini juga sejalan dengan permintaan Elon Musk (CEO Tesla) agar penambang nikel menjaga kelestarian lingkungan, karena bahan galian yang sudah diproses nantinya akan dilakukan penyuburan kembali sehingga bisa dikembalikan ke lokasi dan dilakukan penanaman,” terang dia.

Lebih lanjut, manajemen PURE memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan mengaplikasikan zero waste management.

Baca Juga: Indonesia says in early talks with Tesla on potential investment

Menurut Petrus, teknologi STAL menghasilkan limbah residu sebanyak 30%--40% atau jauh lebih sedikit jika dibandingkan teknologi lainnya yang menghasilkan limbah residu hingga 90%--95%.

Residu yang dihasilkan STAL memiliki kandungan Besi (Fe) sekitar 80% dan dapat diolah menjadi iron ore untuk digunakan oleh industri baja.

"Selain itu, residu ini juga dapat diolah menjadi bentuk batu bata (brick) untuk digunakan membangun jalan maupun jembatan. Jadi totally no waste in the factory,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×