kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Undisbursed loan bank pelat merah melonjak


Kamis, 07 Februari 2019 / 18:49 WIB
Undisbursed loan bank pelat merah melonjak


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Debitur-debitur di dua bank plat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Tbk (BMRI) masih belum menarik tuntas fasilitas kredit yang diterimanya.

Hal ini tercermin dari masih melonjaknnya undisbursed loan dua bank tersebut. Di BNI misalnya, dari total penyaluran kredit senilai Rp 484,39 triliun, masih menyisakan kredit senilai Rp 54,02 triliun yang belum ditarik. Nilai tersebut tumbuh 8,71% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 49,69 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, undisbursed loan biasanya terjadi kepada para debitur dengan perjanjian kredit baru. Sehingga penggunaan plafon kredit belum digunakan sepenuhnya.

"Undisbursed loan merupakan fasilitas yang belum ditarik, misalnya karena proyek baru dimulai atau penarikan fasilitas mengikuti jadwal proyeknya, sehingga fasilitas belum digunakan optimal," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/2).

Herry menambahkan total undisbursed loan di BNI tak semua berasal dari kredit produktif, seperti kredit investasi, dan kredit modal kerja. Melainkan juga dari kredit konsumtif.

"Nilai total tersebut termasuk kartu kredit, di luar itu undisbursed loan kami hanya Rp 27,1 triliun, atau setara 5,6% dari total kredit," sambungnya.

Sementara segmen industri yang paling besar menyumbang undisbursed loan di BNI berasal dari listrik, gas, dan air, industri pengolahan, dan jasa sosial masyarakat.

Sedangkan di Mandiri, dari total penyaluran kredit senilai Rp 799,55 triliun, nilai undisbursed loan mencapai Rp 159,13 triliun, tumbuh 11,13% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp143,19 triliun.

Senior Vice Presiden Coorporation Banking Mandiri Yusak Silalahi menyatakan hal yang sama. Undisbursed loan biasa terjadi kepada debitur baru. Terlebih kepada debitur penerima kredit infrastruktur yang punya tenor panjang.

"Seperti misalnya proyek tol, mungkin di tahun pertama dia tarik 10%-15%, di tahun kedua bisa lebih besar karena sudah mulai konstruksi," kata Yusak.

Meski demikian, Yusak bilang tahun ini Mandiri akan lebih memprioritaskan kredit yang bisa ditarik dengan nilai besar di awal penyaluran.

Niatnya agar pendapatan bunga Bank Mandiri makin gemuk, sebab Yusak bilang rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit segmen korporat di Mandiri kecil.

"Secara keseluruhan segmen kredit korporat Mandiri NPL di bawah 1%, bahkan di sektor infrastruktur itu 0%," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×