kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   -931,36   -100.00%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya Kementan mendorong pengembangan digitalisasi pertanian hortikultura


Jumat, 22 Oktober 2021 / 12:15 WIB
Upaya Kementan mendorong pengembangan digitalisasi pertanian hortikultura
ILUSTRASI. Upaya Kementan mendorong pengembangan digitalisasi pertanian hortikultura


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pengembangan digitalisasi pertanian hortikultura di Indonesia menjadi salah satu upaya Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong pengembangan pertanian di era ini.

Bahkan program ini menjadi strategi utama berbasis internet of thing (IoT), selain target pembangunan 1.000 kampung hortikultura dan penumbuhan lebih 500 UMKM.

Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementan Retno Sri Hartarti Mulyandari mengatakan, Kementan menaungi pembinaan 569 komoditas. Di antaranya adalah 26 jenis sayuran, 15 jenis tanaman obat, 27 jenis buah dan 19 jenis tanaman hias.

Dalam menjalankan kebijakan ini, pihaknya melibatkan semua pemangku kepentingan untuk mendorong produktivitas dan memberi nilai tambah.

Baca Juga: Penggabungan BUMN Pangan akan perbaiki ekosistem pangan di Indonesia

"Digitalisasi di kampung hortikultura misalnya komoditas pisang mas, kirana, kami upayakan pengembangan satu kampung dengan satu komoditas hortikultura unggulan," ujarnya dalam webinar Suara Agrina, Kamis (21/10).

Untuk penumbuhan UMKM hortikultura, Kementan bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Nantinya pihaknya akan mengembangkan pertanian berbasis korporasi petani sehingga memiliki skala usaha yang kompetitif. 

Penerapan digitailisasi dilakukan pada kegiatan kegiatan budidaya pertanian sehingga sesuai dengan prinsip good agriculture pracitises (GAP).

Co founder INTA crop Technology Spain, Antonio Marheunda, menambahkan bahwa pihaknya menyediakan sistem instalasi teknologi mitigasi irigasi babis IoT untuk greenhouse yang sudah diadopsi di 30 negara. 

Selain pengaturan pengairan, instlasi ini juga mengirimkan sensor pemberian nutrisi esensial baik mako element dan micro elemen. Terkait pengaturan pemupukan dilakukan langsung pada akar tanaman yang merupakan kombinasi prosesor fertilasi soluasi dan pH kontrol yang membuat maksimalisasi serapan bagi tanaman.

Baca Juga: Pemerintah kebut pengembangan food estate, begini kabar terbarunya

Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih mengingatkan Indonesia lebih membutuhkan smart farming sebagai sistem agribisnis.  Sistem informasi teknologi harus mampu mengintegrasikan setiap unit sarana pertanian seperti irigasi, pemumupukan terpisah,

Artinya kehadiran digitalisasi adalah suatu keniscayaan. Hanya saja, jangan sampai membuat petani Indonesia terjebak.Teknologi canggih hanyalah alat bukan tujuan.Tidak terkecuali bagi petani gurem, perannya harus memberikan kontribusi riil terhadap peningaktan pendapatan, efisiensi dan mencegah kerusakan lingkungan.

Selanjutnya: Ikuti arahan Erick Thohir, Pupuk Kaltim siap garap peluang di pasar pupuk non-subsidi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×