kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri kemasan terdongkrak sektor mamin


Selasa, 17 Oktober 2017 / 18:17 WIB
Industri kemasan terdongkrak sektor mamin


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kemasan di tanah air terus berkembang. Menurut  Federasi Kemasan Indonesia, nilai pasar industri kemasan di Indonesia mencapai US$ 6,7 miliar pada 2016. Sedangkan target pada 2017 sebesar US$ 7,1 miliar.

Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Kemasan Indonesia, Ariana Susanti mengatakan, pertumbuhan beberapa tahun terakhir sebenarnya tidak terlalu tinggi yakni hanya 4%-6%. Namun dia optimistis peluangnya masih besar ke depan pertumbuhannya bisa dobel digit dalam empat tahun mendatang. 

Dia melihat industri kemasan dari pelaku UKM banyak mengalami kenaikan kelas dari skala bisnis. "UKM yang ekspor ke luar negeri semakin besar, misalnya keripik singkongnya Pak Muhdi Medan 100% ekspor ke Korea," kata Ariana, Selasa (17/10).

Guna mencapai target pada 2017, Federasi Kemasan Indonesia telah menyiapkan beberapa langkah seperti menciptakan inovasi kemasan, inovasi pemakaian material, hingga kemudahan teknologi digital dalam kemasan. Selain itu, federasi juga kerap melakukan kontes penghargaan desain kemasan. "Saat ini sudah ada 16 produk desain kemasan dari Indonesia yang sudah dipakai pasar dan di endorse oleh World Packaging Organization," kata Ariana.

Hingga 2022 industri kemasan Indonesia diprediksi akan terus berkembang karena ada tren ready to eat. Ariana bilang perkembangan pasar industri pengemasan di Indonesia saat ini didominasi oleh plastik terutama flexible packaging sebesar 42% dan rigid plastic packaging sebanyak 14%.

Flexible packaging paling diminati lantaran nilainya sangat ekonomis untuk industri makanan dan minuman. Sedangkan rigid plastic banyak digunakan untuk beverage. "Hampir 70% pemakaian kemasan dari industri makanan dan minuman. Setelah itu baru farmasi, dan sebagainya," ungkap Ariana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×