kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina cari partner bangun kilang Balikpapan


Rabu, 23 Mei 2018 / 17:23 WIB
Pertamina cari partner bangun kilang Balikpapan
ILUSTRASI. Proyek RDMP Refinery Unit V Balikpapan


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengubah rencana pengembangan kilang Balikpapan. Perusahaan mempertimbangkan untuk menggandeng partner dalam proyek yang sebelumnya direncanakan akan dikerjakan sendiri oleh Pertamina.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan opsi untuk menggandeng partner merupakan implementasi dalam strategi baru perusahaan dalam menyelesaikan proyek yang membutuhkan pendanaan dalam jumlah besar. Dalam kalkulasi perusahaan kebutuhan dana pengembangan kilang Balikpapan mencapai US$ 4 Miliar.

"Kami buka juga partnership, kami juga lakukan partner selection," kata Nicke di Gedung DPR, Rabu (23/4).

Dia bilang, meskipun akan menggandeng partner namun proses pembangunan yang sudah berjalan tidak akan dihentikan. Sehingga prosesnya akan berjalan secara paralel.

"Kami jalan duluan saja seperti Cilacap. Saudi Aramco ketika syarat semua sudah terpenuhi baru kemudian gabung, jadi kami jalan saja tidak ada keinginan menunda," ungkap Nicke.

Pengembangan kilang Balikpapan dimulai sejak 2017 dan ditargetkan rampung pada 2021. Saat ini sedang dilakukan bidding engineering, procurement and construction (EPC) contractor dan Oktober akan ditetapkan pemenangnya.

Nicke menjelaskan untuk tahap awal penyaringan partner akan dilakukan lewat market sounding seperti yang dilakukan pada kilang Bontang. Ia menyatakan sudah ada komunikasi informal dengan beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya ikut dalam pengembangan kilang Balikpapan.

"Iya, ada tahun ini (market sounding). Tentu kami akan melihat semua aspek, harus kami kaji, dewan juga minta untuk hati-hati memilih partner," ujar Nicke.

Proses penetapan partner juga akan dibarengi dengan perhitungan valuasi aset yang akan dicatatkan untuk proses inbreng saham. 

Sebagai contoh misalnya, di Balikpapan Pertamina akan putuskan partnership maka seluruh aset yang ada milik Pertamina dan sudah dibangun misalkan progres sudah sekian persen itu Pertamina akan valuasi menjadi nilai inbreng saham antara Pertamina dengan partner tersebut.

"Jadi bukan pemerintah melakukan penyertaan modal tapi aset ini kami valuasi kami nilai ini yang jadi inbreng kami dengan partner jadi porsi saham kami jadi dibayarkan dalam bentuk inbreng aset," papar Nicke.

Tidak seperti di Bontang, dalam berpartner di Balikpapan nanti Pertamina kata Nicke tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas. Dia menuturkan pilihan untuk menggandeng partner sebagai langkah yang rasional mengingat besarnya kebutuhan dana serta berbagai tugas dan target Pertamina dalam berinvestasi ke depan.

"Prinsipnya buka partnership seluas-luasnya supaya infrastruktur ini tidak terhambat supaya semua bisa paralel makanya kami buka partnership," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×