kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Putar otak agar batubara bisa sampai tujuan


Jumat, 07 Juli 2017 / 09:43 WIB
Putar otak agar batubara bisa sampai tujuan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Produsen batubara tengah gundah gulana lantaran kapal-kapal pengangkut batubara banyak yang gulung tikar alias bangkrut. Mereka harus memutar otak agar batubara hasil produksi bisa terdistribusi dengan cepat.

Gulung tikarnya kapal pengangkut itu terjadi saat harga batubara menyentuh di bawah US$ 50 per ton. Saat itu para produsen menahan produksi dan menyetop order kapal pengangkut. Walhasil, perusahaan kapal pengangkut terpaksa menutup usaha.

Nah, ketika harga batubara terus naik, produsen batubara harus segera mencari kapal pengangkut. Apa strategi mereka agar distribusi tetap lancar? Adib Ubaidillah, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk menyatakan, saat ini Bukit Asam sudah mendapatkan penambahan gerbong dari PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Hal ini sangat membantu emiten berkode PTBA itu, di tengah kesulitan mencari kapal tongkang untuk melakukan pengiriman. Angkutan KAI membawa 90% volume produksi perusahaan dari tambang ke pelabuhan. Sedangkan10% sisanya langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangkit Mulut Tambang PT Perusahaan LIstrik Negara (PLN).

Selain mendapatkan tambahan gerbong, PTBA juga memanfaatkan anak usaha yang bergerak di sektor logistik pengangkutan batubara. Melalui anak usahanya PT Bukit Prima Bahari, PTBA tidak lagi kesulitan mencari tongkang untuk mengirim batubara. "Ini sudah diantisipasi perusahaan" ungkap dia ke KONTAN, Kamis (6/7).

PT Bukit Prima Bahari saat ini mengoperasikan 15 unit kapal tongkang berbagai jenis untuk melayani kebutuhan logistik PTBA. Kendati banyak perusahaan mengalami kesulitan mencari tongkang, penjualan PTBA tetap stabil melalui integrasi bisnis. "Selain menjual dengan cost and freight, perusahaan juga menjual dalam free on board, sehingga tidak perlu menggunakan kapal sendiri," ungkap dia.

Tahun ini PTBA menargetkan produksi mencapai 24 juta ton atau naik 22,32% dibandingkan tahun lalu yang hanya 19,62 juta ton. "Kami sedang mereview kembali (target produksi) terkait dengan angkutan," ujar Adib..

Direktur Utama PT Reswara Minergi Hartama Irfan Setiaputra menyatakan, pihaknya telah mengantisipasi ketiadaan kapal tongkang untuk mengirim batubara.

Caranya menggunakan sister company. Sehingga urusan logistik bisa diatasi. "Jadi, kami kebetulan tidak ada masalah, adasister company, yang bergerak di bidang tongkang," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (6/7).

Meski begitu, keterlambatan bukan lantaran ketiadaan tongkang saja, ada faktor gangguan cuaca, sehingga menyebabkan produksi mengalami gangguan. Jadi tetap ada faktor X bisa mengganggu waktu pengiriman batubara..

Corporate Communication Division Head PTAdaro Energy Tbk Febriati Nadira mengungkapkan, Adaro memiliki bisnis model yang terintegrasi secara vertikal. Mulai dari pertambangan, jasa pertambangan dan logistik hingga ketenagalistrikan. "Jadi Adaro dapat mengurangi risiko pihak ketiga dan juga gangguan pada operasional," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×