kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga batubara naik tipis di awal semester II


Kamis, 06 Juli 2017 / 19:59 WIB
Harga batubara naik tipis di awal semester II


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga batubara acuan (HBA) pada awal semester II tahun 2017 mulai bergerak positif dengan naik tipis 4,62%, dari yang sebelumnya pada Juni 2017 US$ 75,46 per ton menjadi US$ 78,95 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko menjelaskan, meningkatnya HBA pada bulan ini disebabkan penurunan pasokan batubara dari Indonesia.

Pertama, curah hujan yang tinggi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Hal itu diklaim mampu menekan tingkat produksi. Kedua, adanya libur lebaran di akhir Juni membuat kegiatan operasi tambang batubara sedikit menurun.

"Produksi dari tambang-tambang di Indonesia turun dan menyebabkan berkurangnya pasokan batubara dari Indonesia ke pasar global," katanya kepada KONTAN, Kamis (6/7).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Supriatna Suhala memperkirakan untuk tahun ini harga batubara masih sulit menembus angka US$ 1.00 per ton. Pasalnya, belum ada negara yang mampu menandingi China, di mana konsumsi batubaranya kian turun.

“Mungkin paling cepat dua sampai tiga tahun ke depan baru bisa ditandingi, seiring dengan proyek-proyek PLTU di negara-negara seperti Pakistan, bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Vietnam, Malaysia, termasuk di Indonesia," ujarnya.

Ia pun menilai, pergerakan harga batubara di sisa tahun ini kemungkinan besar akan cukup stabil. Menurutnya, belum ada faktor ekstrem yang bisa menekan ataupun mendorong harga secara signifikan.

"Semester II mungkin akan swing, tapi tidak signifikan. Mungkin rata-rata sampai akhir tahun di US$ 80 per ton sampai US$ 82 per ton," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×