Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) menargetkan hingga akhir tahun 2019, terdapat 5,5 juta hektare lahan sawit yang tersertifikasi ISPO.
Berdasarkan data komisi ISPO, lahan sawit yang sudah tersertifikasi ISPO hingga 12 September 2019 seluas 5,18 juta ha dengan tanaman menghasilkan seluas 2,96 juta ha.
Menurut Ketua Sekretariat Komisi ISPO Azis Hidayat, seiring dengan bertambahnya lahan yang tersertifikasi ISPO, maka produksi tandan buah segar yang bersertifikat pun bertambah.
Baca Juga: Gapki dukung pemerintah menindak pelaku karhutla
"Nanti akhir tahun sudah 5,5 juta ha. Sekarang kan masih 5,1 juta hektare, produksi TBS-nya 56 juta ton, nanti sekitar 60 juta ton TBS," tutur Azis, Kamis (26/9).
Azis menerangkan sampai saat ini Komisi ISPO sudah menerima 657 Laporan Hasil Akhir (LHA), dimana seluruh laporan tersebut sudah tersertifikasi. Namun, sertifikasi ISPO yang sudah terbit sebanyak 86,15% atau baru 566 Laporan Penilaian Akhir (LPA).
Lalu, masih ada 91 laporan yang belum mendapat sertifikasi. Laporan tersebut terdiri dari 47 laporan baru dan 44 laporan yang ditunda. Menurut Azis, LPA yang ditunda tersebut karena belum mematuhi aturan seperti hak atas tanah belum SHM tetapi masih berupa surat keterangan tanah (SKT) dan SPPT, berkaitan dengan perpanjangan HGU, izin pelepasan kawasan hutan, fasilitas pembangunan masyarakat 20% dan lainnya.
Baca Juga: Pemerintah usul beri HGU kepada pengusaha total 90 tahun, GAPKI: Tidak ada perubahan
November nanti akan ada penyerahan sertifikat ISPO yang baru. Meski begitu, Azis belum bisa memastikan berapa banyak sertifikat yang diterbitkan hingga November. "Penyerahan di November tergantung kelengkapannya. Tetapi biasanya dari yang dibahas [diaudit], yang lolos 60%-70%," tutur Azis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News