Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
MEULABOH. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menargetkan bisa menghasilkan pendapatan daerah sebesar Rp 10 miliar dari sektor tambang. Target tersebut diharapkan bisa terealisasi jika tambang emas segera beroperasi.
Target pendapatan tersebut naik sekitar 426% jika dibandingkan perolehan pendapatan daerah tahun lalu, yang masih Rp 1,9 miliar. Syahrir, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemkab Aceh Barat bilang, ada dua komoditas tambang yang menjadi andalan daerahnya, yaitu batubara dan emas.
"Yang berproduksi hanya batubara, dan kami harapkan produksi dari PT Mifa Bersaudara bisa naik menjadi 3 juta ton," kata dia ketika menerima kunjungan wartawan kantornya, Rabu (12/3).
Dia menjelaskan, sekarang ini izin usaha pertambangan (IUP) yang siap produksi komersial baru PT Mifa Bersaudara. Di mana, tahun lalu, perusahaan tersebut masih dalam tahap commissioning dengan produksi sekitar 250.000 ton per tahun.
Sekarang, perusahaan sedang merampungkan pelabuhan khusus pengangkutan batubara, yang diharapkan rampung Agustus mendatang. "Rencana pendapatan Rp 10 miliar dengan harapan Mifa bisa menyelesaikan pembangunan dermaga sesuai target dan harga batubara tidak kembali turun, idealnya sekitar US$ 28 per ton hingga US$ 30 per ton," kata Syahrir.
Menurutnya, di Aceh Barat ada 13 pemegang IUP batubara, 2 IUP mineral emas, dan satu perusahaan kontrak karya (KK). Dari 13 perusahaan batubara tersebut ada empat perusahaan masuk tahap produksi, yaitu PT Mifa Bersaudara, PT Indonesia Pasifik Energi, PT Agra Budi, dan PT Bara Adipritama. Dari keempat perusahaan itu, baru Mifa yang sudah memulai kegiatan produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News