kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akan ada 27 mall baru di Jabodetabek hingga 2020


Minggu, 16 Juli 2017 / 21:56 WIB
Akan ada 27 mall baru di Jabodetabek hingga 2020


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perkembangan bisnis online atau e-commerce tampaknya bukan menjadi penghalang bagi pusat belanja di Jabodetabek untuk berekspansi. Pasalnya, para pengembang masih akan mendirikan sejumlah mall di Jabodetabek.

Berdasarkan data Colliers International Indonesia, suplai pusat belanja di Jakarta dan sekitarnya akan terus bertambah dalam empat tahun ke depan. Total area ritel atau net leasable area (NLA) akan bertambah sekitar 1.229.680 meter persegi (m2) hingga tahun 2020.

Seperti di Jakarta akan bertambah 15 pusat belanja antara tahun 2017-2020 dengan total NLA 654.000. Tiga di antaranya akan beroperasi tahun ini, yakni Aeon Mall Jakarta Garden City di Cakung yang dikembangkan Metropolitan dan Aeon, Shopping Mall @Pancoran, dan New Harco Plaza yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land.

Dua lagi akan beroperasi tahun 2019 yakni Shopping Mall at South Gate Lenteng Agung yang dikembangkan oleh Sinarmas Land-Aeon dan D'Entrance Arcadia TB Simatupang yang dibangun oleh Loka Mampang. Selebihnya ditargetkan beroperasi pada tahun 2020 dan masih dalam proses perencanaan.

Sementara di sekitar Jakarta akan bertambah 12 mall lagi mulai 2018-2020 dengan total NLA 575.68 meter persegi. Dua pusat belanja akan beroperasi tahun depan di Bogor yakni Galeria Vivo Sentul dan Aeon Mall Sentul.

Tiga lagi akan dibuka tahun 2019 yakni Plaza Indonesia Jababeka, Grand Dhika City Mall Bekasi dan Shopping Mall at Pesona Square. Selanjutnya akan beroperasi tahun 2020 karena saat ini masih dalam tahap perencanaan.

Steve Sudijanto, Senior Associate Direkctor Colliers International Indonesia mengatakan, menggeliatnya bisnis jual beli online memang merupakan tantangan bagi mall atau pusat belanja. Namun menurutnya, dampaknya tidak akan signifikan karena semua yang berhubungan dengan experience, gaya hidup dan hiburan yang tidak bisa diperoleh dari belanja online.

"Tidak semua barang bisa dibeli lewat online. Banyak juga orang yang kalau membeli sesuatu haru lihat dan mencoba fisiknya," kata Steve kepada KONTAN, pekan lalu.

Selain, itu tambahnya, mall saat ini sudah memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat di kota-kota besar seperti Jabodetabek karena banyak memiliki kebutuhan dan bisa dipenuhi di dalam mall. Seperti melakukan pertemuan bisnis, nongkrong, makan, dan mencari hiburan bersama keluar.

Memang tidak semua mall berkembang dengan baik. Itu karena pengelola mall tidak melakukan inovasi sesuai perkembangan yang ada.

Steve mengatakan, pusat belanja merupakan bisnis yang dinamis. Jika pengelola tidak bisa melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah maka perlahan akan tenggelam.

Menurut Steve, pusat belanja ke depan masih akan mengalami pertumbuhan meskipun pemainnya terus bertambah. Dengan catatan pengelolanya mampu menawarkan konsep yang menarik karena kebutuhan akan mall masih sangat besar.

Dia melihat sudah banyak pusat belanja di Jabodetabek melakukan pembenahan diri saat ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada, misalnya dengan mengurangi departemen store dan menambah area ritel yang berkaitan dengan lifestyle dan kuliner.

Senada, Stepanus Ridwan, Direktur Utama PT Pakuwon Jati juga melihat perkembangan e-commerce tidak akan mematikan pusat belanja. Apalagi dengan karakter masyarakat Indonesia senang melakukan silaturahmi atau berkumpul dengan keluar atau teman-teman dekat membuat peran mall masih sangat dibutuhkan.

"Sekarang kalau kita ketemu teman dan keluar serta mau cari hiburan di Jakarta ini, pergi ke mall." jelasnya.

Ridwan menambahkan, yang perlu dilakukan pengelola mall adalah bagaimana mengembangkan konsep yang bisa menarik pengunjung datang ke pusat belanja tersebut. Dengan konsep yang menarik dan juga dengan berhasil mendapatkan tenan yang mampu mendorong pertumbuhan pengunjung maka prospek pusat belanja akan tumbuh.

Saat ini Pakuwon memiliki tiga pusat belanja di Jakarta yakni Kota Kasablanka Mall, Gandaria City dan Blok M Plaza dengan tingkat okupansi masing-masing 99%, 96% dan 90% di kuartal 2017.

Tahun ini, perusahaan akan merenovasi Blok M Plaza dan nantinya akan terintegrasi dengan stasiun MRT. "Setelah renovasi akan diubah. Kami akan lebih banyak mencari tenan yang menawarkan life style yang bisa menarik pengunjung," kata Ridwan.

Sementara Steve menambahkan, prospek pusat belanja yang dikembangkan dalam proyek kawasan terpadu (mix use) akan lebih bagus dibanding dengan mall yang berdiri sendiri. Selain itu, beroperasinya proyek MRT dan LRT ke depan diperkirakan akan meningkatkan kebiasaan belanja masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×